Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Sabtu, 19 November 2011

Diego Micheils Jadi Playmaker?


TRIBUNNEWS.COM - Masalah lini tengah masih menjadi problem Timnas Indonesia U-23.
Menghadapi Malaysia organisasi permainan sama sekali tak berjalan. Kini melawan Vietnam di semifinal, Pelatih Rahmad Darmawan tampaknya perlu melakukan terobosan baru.
Sudah empat laga dilakoni Timnas U-23 di ajang SEA Games 2011. Tim Garuda Muda sukses memukul Kamboja 6-0, Singapura 2-0, dan Thailand 3-1. Hasil itu sudah cukup membawa Indonesia lolos ke semifinal.
Meski meraih hasil positif, namun Timnas U-23 masih belum menunjukkan permainan impresif. Permainan kurang atraktif karena suplai bola dari tengah ke depan sangat minim.
Saat menghadapi Malaysia di partai terakhir Grup A, Rahmad memutuskan merombak komposisi pasukannya. Selain untuk recovery pemain, RD juga ingin menjajal Ramdani Lestaluhu sebagai pengatur serangan. Ia berduet dengan Mahardiga Lasut.
Sayang eksprimen tersebut tak berjalan maksimal. Ramdani gagal menjalankan fungsi sebagai playmaker. Ia kurang sabar dalam penguasaan bola. Visi bermainnya juga lemah sehingga tak bisa mengatur aliran bola dan mengatur ritme permainan.
Ini terlihat jelas saat lini tengah Timnas U-23 kalah jauh dari Malaysia, terutama pada babak pertama. Tim lawan lebih dominan. Mereka bermain dengan sangat nyaman sehingga mudah membangun serangan.
Dengan performa Mahardiga, Hendro Siswanto, serta Ramdani yang tak memuaskan di lini tengah, tak ada salahnya RD membuat perubahan komposisi pemain. Salah satunya adalah memainkan Diego Micheils sebagai gelandang mendampingi sang kapten Egi Melgiansyah.
Dalam tiga awal, Diego bermain sebagai bek kiri. Ia kemudian masuk sebagai pengganti Septia Hadi di babak kedua saat melawan Malaysia, dan menempati pos bek tengah. Pemain naturalisasi ini mampu memerankan tugas dengan sama baiknya.
Dalam beberapa kesempatan, Diego sering melakukan penetrasi hingga ke lapangan tengah. Ia memiliki kemampuan mengolah dan penguasaan bola yang baik. Ia juga bisa bermain dengan umpan-umpan pendek satu dua sentuhan. Pemain jangkung ini mampu bekerjasama dengan Egi.
Sebagai "pemain asing" yang ditempa di luar negeri, Diego terlihat sangat tenang dalam memainkan bola. Tak ada kesan buru-buru untuk menyerang, seperti yang menjadi problem utama anak asuh RD.
RD pun mengakui Diego memiliki kemampuan dalam melakukan penetrasi dan berperan sebagai midfielder. Apalagi seperti yang diungkapkan RD usai latihan kemarin sore, Diego memang awalnya seorang gelandang.
Jadi, tak ada salahnya RD memainkan Diego sebagai gelandang atau playmaker untuk berduet dengan Egi di lini tengah saat laga semifinal melawan Vietnam, malam ini, di Stadion Gelora Bung Karno. Untuk bek kiri, bisa dipasang Yericho Cristianto atau Hendro.
RD bisa meniru terobosan yang dilakukan Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson dan Manajer Inggris Fabio Capello yang memainkan seorang Phil Jones sebagai gelandang. Padahal posisi aslinya adalah bek tengah, dan kadang bermain sebagai bek kanan.
Hasilnya, performa Jones sebagai gelandang sangat memuaskan saat melawan Spanyol dan Swedia dalam laga uji coba belum lama ini. Sampai-sampai Capello menyamakannya seperti Franco Baresi dan Fernando Hierro, dua pemain yang mampu bermain sebagai bek tengah dan gelandang dengan sama bagusnya.
Tapi ini hanya sumbang saran buat RD. Siapa tahu bisa menjadi solusi untuk mengatasi problem lini tengah Timnas U-23. Sebagai pelatih, RD tentunya lebih tahu dengan kemampuan dan kondisi pemainnya.
Yang pasti, siapa pun dimainkan, publik Tanah Air berharap Indonesia bisa mengalahkan Vietnam untuk lolos ke final kemudian merebut medali emas, untuk mengakhiri penantian panjang selama 20 tahun.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar