Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 06 Desember 2011

Tiga Pengusaha Kuasai Minyak Batam





TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Permainan penyelewengan BBM di wilayah Batam tampaknya cukup kompleks. Diduga aksi para oknum tidak saja dilakukan di darat. Permainan sudah dimulai saat BBM masih di laut.

Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Batam, modus lain dalam upaya mengeruk keuntungan sepihak dari BBM tersebut dilakukan dengan cara mengajukan delivery order (DO) lebih tinggi dibandingkan dengan kuota yang sebenarnya yang diajukan pemerintah Batam ke BPH Migas.
Permintaan itu dengan mudah disetujui karena antara Pertamina dengan para pengusaha telah terjadi ‘deal-deal’ yang saling menguntungkan.
“Pertamina tidak memiliki kapal tanker penyuplai BBM yang cukup. Sehingga pihak Pertamina menggunakan beberapa unit kapal tanker milik pengusaha Batam. Kapal tanker milik pengusaha yang digunakan tersebut memang kini sudah berganti nama,” jelas sumber Tribun Batam lagi.
Dari penelusuran Tribun Batam, terdapat sekitar empat unit kapal tanker milik pengusaha Batam yang digunakan Pertamina untuk menyuplai BBM dari Depot ke Batam. Sebelum BBM tersebut sampai ke tongkang milik Pertamina, kuat dugaan di situlah permainan terjadi. Beberapa pengusaha yang sudah ada sistem kerja sama dengan pihak Pertamina dengan mudah mendapatkan BBM sesuai jatahnya masing-masing.
Setidaknya ada tiga pen gusaha di jalur laut yang mendapat jatah BBM dari Pertamina tersebut, yakni TR, AB dan AT. Mereka yang mendapat jatah BBM tersebut kemudian menyuplai BBM itu ke beberapa kapal tanker ukuran besar di perairan OPL (out of port limit) dan beberapa industri di Batam. Dalam satu malam para pengusaha ini bisa meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah.
"Namun aksi para pengusaha ini tidak terlepas dari beking oknum aparat di Kepri. Itulah yang semua menjadi lancar," ungkap sumber Tribun Batam tersebut.
Diperoleh informasi, minyak solar itu dibeli dari oknum dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per tonnya. Kemudian para pemain minyak kembali menjual ke industri dan kapal-kapal tanker di perairan OPL seharga Rp 6 juta per tonnya.
Selain ketiga pengusaha nakal yang melakukan penyelewengan BBM di jalur laut tersebut, masih ada puluhan pengusaha nakal yang menyelewenkgan di jalur darat. Hanya puluhan pengusaha yang beraksi di darat itu masih mendapat istilah "pemain kecil" jika dibandingkan di laut. Meski pemain kecil, dilihat dari dampaknya, tetap saja berakibat besar bagi masyarakat.

Pihak Pertamina sendiri menampik kelangkaan itu akibat adanya tim siluman. Perta total penyaluran di bulan-bulan sebelumnya.
"Sebelum-sebelumnya memang agak dihilangkan. Tapi pada 2012 mendatang kita akan straight dari awal. Supaya penyalurannya merata sampai akhir tahun," kata Sales Area Manager Pertamina Kepri, I Ketut Permadi, saat ditemui di Kantor DPRD Batam, beberapa waktu lalu.
Artinya mulai 2012 mendatang, penyaluran BBM ke stasiun-stasiun bahan bakar umum akan disesuaikan dengan rencana suplai. Tidak akan ada lagi penambahan di luar yang sudah dijadwalkan agar kejadian tahun ini tidak kembali terulang.
Terkait adanya informasi tanker yang digunakan Pertamina selama ini merupakan 'pinjaman' dari pengusaha. Hingga kemarin malam, I Ketut tidak berhasil dihubungi. Telepon dan pesan singkat yang dikirimkan Tribun Batam juga belum mendapat balasan.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Tribun Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar