REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Senin (23/7) menjadi hari paling berdarah
dalam dua tahun terakhir di Irak. Sedikitnya 111 orang tewas dalam
serangkaian bom dan serangan bersenjata di ibukota Baghdad, Kirkuk dan
17 kota lainnya di seluruh penjuru Irak.
Sumber keamanan dan
medis Irak melaporkan, lebih dari 235 orang luka-luka dalam rangkaian
serangan tersebut. Serangan terbesar melanda kota Taji, sekitar 25
kilometer sebelah utara Baghdad. Sedikitnya 42 orang tewas akibat
ledakan bom.
Di kota Dhuluiyah, sebelah utara Baghdad, gerombolan
bersenjata melancarkan serangan ke pangkalan militer sekitar pukul
05.00 waktu setempat. Total 15 tentara Irak tewas dalam serangan
tersebut.
Sekitar pukul 09.30 waktu setempat, sebuah bom mobil
meledak di sebuah perkampungan di Sadr City menewaskan sedikitnya 12
orang. Dua bom mobil juga melanda permukiman Husseiniyah dan Yarmuk di
Baghdad, mengakibatkan tiga orang tewas.
Di Kirkuk, tujuh orang
tewas dalam serangan bom. Sedikitnya 11 orang tewas, termasuk beberapa
di antaranya tentara, dalam serangan di Ibukota Provinsi Diyala,
Baqouba.
Sekitar 20 orang lainnya tewas dalam serangan yang
terjadi di beberapa kota lainnya di Irak. Sepanjang Juni lalu, hampir
200 orang tewas dalam serangkaian serangan di Irak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar