REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Singapura memenangi final Piala AFF
pada Rabu melalui skor 3-1 atas Thailand, pada pertandingan pertama di
Stadion Jalan Besar, Rabu (19/12) malam.
Dengan demikian, skuat Radojko Avramovic itu tinggal membutuhkan hasil seri atau kalah dengan selisih satu gol untuk meraih gelar juara Asia Tenggara ketiganya pada laga leg kedua di Supachalasai Stadium, Bangkok 22 Desember nanti.
Sebelumnya Singapura meraih gelar yang sama pada tahun 2007 lalu. Sedangkan pada 1998 dan 2004 Singapura juga pernah meraihnya saat turnamen masih bernama Piala Tiger.
Gol-gol dari Mustafic Fachruddin, Khairul Amri, dan Baihakki Khaizan memberi Tim Singa kemenangan. Thailand mampu menyamakan kedudukan di babak kedua melalui Adul Lahso, namun keluarnya sang pencetak gol pada fase akhir pertandingan membuat mereka hanya bermain dengan sepuluh pemain, sebab pelatih Winfrie Schafer telah melakukan tiga pergantian pemain.
Pada pertandingan dengan nuansa karnaval, Singapura bermain cepat di permukaan lapangan artifisial, dan pemain kelahiran Bosnia Aleksandar Duric (42) menanduk bola yang masih melambung di atas gawang pada menit ketiga.
Duric, yang akan pensiun setelah turnamen ini, kembali membuktikan kualitasnya beberapa menit berselang ketika ia dilanggar Piyaphon Buntao di kotak penalti, sehingga wasit Jepang Masaaki Toma menunjuk titik putih.
Fahruddin sukses mengatasi rasa gugup dan mengeksekusi penalti dengan baik, dan ia memicu perayaan besar di stadion berkapasitas 7.500 penonton itu.
Singapura menjadi tim yang dominan dan Amri, yang menjadi pahlawan saat kedua tim bertemu di final 2007, melepaskan tendangan jarak jauh yang masih dapat diantisipasi kiper Thailand Kawin Thamasatchanan.
Tembakan Teerasil Dangda dariu sudut sempit merupakan peluang yang dimiliki Thailand di babak pertama, namun sang penyerang membawa membawa timnya bangkit pada menit ke-59, ketika sepakannya diteruskan Adul ke gawang tuan rumah.
Bagaimanapun, keunggulan ini hanya bertahan selama dua menit ketika Duric memberi umpan pada Amri dari sisi kiri, dan sang penyerang menghindari pengawalnya, berputar dan melepaskan tembakan kaki kanan ke tiang dekat.
Kiper Singapura Izwan Mahbud mampu mengamankan tendangan bebas pemain Thailand Jakkapan Ponsai, dan Duric semestinya dapat memberi hasil lebih baik melalui tandukannya dari bola mati, namun tandukannya melambung.
Saat pertandingan tinggal menyisakan waktu sepuluh menit, Thailand mendapat masalah ketika Adul ditarik keluar lapangan karena cedera, sehingga mereka bermain dengan sepuluh pemain.
Dan Khaizan membuat Singapura memaksimalkan keunggulan tersebut saat ia menyambut tendangan bebas beberapa saat sebelum pertandingan usai, dan membuat Singapura menjadi favorit untuk mengunci kemenangan di pertandingan kedua.
Dengan demikian, skuat Radojko Avramovic itu tinggal membutuhkan hasil seri atau kalah dengan selisih satu gol untuk meraih gelar juara Asia Tenggara ketiganya pada laga leg kedua di Supachalasai Stadium, Bangkok 22 Desember nanti.
Sebelumnya Singapura meraih gelar yang sama pada tahun 2007 lalu. Sedangkan pada 1998 dan 2004 Singapura juga pernah meraihnya saat turnamen masih bernama Piala Tiger.
Gol-gol dari Mustafic Fachruddin, Khairul Amri, dan Baihakki Khaizan memberi Tim Singa kemenangan. Thailand mampu menyamakan kedudukan di babak kedua melalui Adul Lahso, namun keluarnya sang pencetak gol pada fase akhir pertandingan membuat mereka hanya bermain dengan sepuluh pemain, sebab pelatih Winfrie Schafer telah melakukan tiga pergantian pemain.
Pada pertandingan dengan nuansa karnaval, Singapura bermain cepat di permukaan lapangan artifisial, dan pemain kelahiran Bosnia Aleksandar Duric (42) menanduk bola yang masih melambung di atas gawang pada menit ketiga.
Duric, yang akan pensiun setelah turnamen ini, kembali membuktikan kualitasnya beberapa menit berselang ketika ia dilanggar Piyaphon Buntao di kotak penalti, sehingga wasit Jepang Masaaki Toma menunjuk titik putih.
Fahruddin sukses mengatasi rasa gugup dan mengeksekusi penalti dengan baik, dan ia memicu perayaan besar di stadion berkapasitas 7.500 penonton itu.
Singapura menjadi tim yang dominan dan Amri, yang menjadi pahlawan saat kedua tim bertemu di final 2007, melepaskan tendangan jarak jauh yang masih dapat diantisipasi kiper Thailand Kawin Thamasatchanan.
Tembakan Teerasil Dangda dariu sudut sempit merupakan peluang yang dimiliki Thailand di babak pertama, namun sang penyerang membawa membawa timnya bangkit pada menit ke-59, ketika sepakannya diteruskan Adul ke gawang tuan rumah.
Bagaimanapun, keunggulan ini hanya bertahan selama dua menit ketika Duric memberi umpan pada Amri dari sisi kiri, dan sang penyerang menghindari pengawalnya, berputar dan melepaskan tembakan kaki kanan ke tiang dekat.
Kiper Singapura Izwan Mahbud mampu mengamankan tendangan bebas pemain Thailand Jakkapan Ponsai, dan Duric semestinya dapat memberi hasil lebih baik melalui tandukannya dari bola mati, namun tandukannya melambung.
Saat pertandingan tinggal menyisakan waktu sepuluh menit, Thailand mendapat masalah ketika Adul ditarik keluar lapangan karena cedera, sehingga mereka bermain dengan sepuluh pemain.
Dan Khaizan membuat Singapura memaksimalkan keunggulan tersebut saat ia menyambut tendangan bebas beberapa saat sebelum pertandingan usai, dan membuat Singapura menjadi favorit untuk mengunci kemenangan di pertandingan kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar