Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 20 Desember 2012

Inggris akan Tarik 3.000 Prajuritnya dari Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan negaranya akan menarik 3.800 dari sembilan ribu prajuritnya di Afghanistan pada akhir 2013 mendatang.

"Kita akan melihat pasukan kita pulang dalam dua tahap yang relatif sama pada 2013 dan 2014, meninggalkan mungkin sekitar 5.200 prajurit setelah akhir 2013. Dari sembilan ribu prajurit yang kita miliki sekarang," kata Cameron seperti disitat dari AFP.

Ia menyatakan, belum ada keputusan final mengenai berapa jumlah prajurit yang akan tetap berada di Afghanistan setelah akhir 2014, ketika NATO mengakhiri misi tempurnya dan menyerahkan semua tanggung jawab kepada pasukan keamanan setempat.

Namun, Cameron mengatakan Inggris akan menghormati komitmennya membentuk akademi militer bagi warga Afghanistan. Pemerintah Inggris menghadapi tekanan yang meningkat di dalam negeri agar mempercepat penarikan pasukan dari Afghanistan, setelah serangkaian serangan orang Afghanistan berseragam militer menyerang prajurit Inggris.

Inggris menempatkan pasukan di Afghanistan sejak 2001, sebagai bagian dari koalisi internasional yang memerangi Taliban. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Usamah bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di Amerika Serikat dan menewaskan sekitar tiga ribu orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130 ribu personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu Pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan Pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Militer Inggris mengatakan bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan. Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya sepakat semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014.

Namun, Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan. Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.

Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli 2011 dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September 2011.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban, meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Menurut data PBB, jumlah warga sipil yang tewas meningkat secara dalam lima tahun terakhir. Pada 2011 jumlah warga sipil yang tewas mencapai 3.021 jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar