TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Kepala SMAN 1 Panyipatan, Suriani, kaget bukan kepalang. Dia menemukan guru matematika, Abdul Aziz Safalia Jaya (27), tewas tergantung di gedung baru SMAN 1 Panyipatan, Senin (7/11/2011) sekitar pukul 07.30 Wita.
Secara refleks, Suriani pun berteriak. Teriakan itu didengar para guru dan siswa yang tengah bersiap-siap mengikuti apel pagi. Mereka langsung berlarian menuju di mana Suriani berada, yakni di gedung baru yang masih dalam proses pengerjaan yang letaknya di sebelah kanan gedung lama.
Para guru dan siswa juga terkejut. Mereka melihat guru Aziz tergantung lemas di kusen angin-angin jendela. Kusen angin-angin jendela itu tak terlalu tinggi, sehingga kaki guru Aziz masih menyentuh lantai.
Meninggalnya bapak satu anak ini sontak membuat sekolah kalang-kabut. Pihak sekolah pun mengambil kebijakan memulangkan semua siswanya.
"Sekolah kami liburkan. Kami dalam suasana berkabung," ujar salah seorang guru setempat.
Guru dan sebagian besar siswa SMAN 1 Panyipatan melayat ke rumah duka yang juga rumah keluarga guru Aziz di Desa Bumijaya Kecamatan Pelaihari. Aziz sendiri, sejak bertugas di SMAN 1 Panyipatan, menyewa rumah di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan, yang berjarak 20 kilometer dari sekolah.
Kadisdik Tala, H Sihabuddin, turut berduka dan ikut melayat ke Bumijaya bersama pejabat Disdik lainnya. Sihabuddin mengaku kehilangan atas kematian guru Aziz tersebut.
"Kalau tak keliru, almarhum adalah satu-satunya guru matematika di SMAN 1 Panyipatan. Kami harus segera mencari penggantinya agar belajar mengajar khususnya mata pelajaran matematika tetap berjalan lancar," ujarnya.
Meninggalnya Aziz ini juga membuat para guru di Tala merasa kehilangan. Pasalnya Aziz dikenal sebagai guru yang rajin.
"Dia dulu murid saya. Anaknya baik, rajin, dan penyembahyang," ujar Tekad B, kepala SMAN 1 Batuampar, saat melayat di rumah duka.
Secara refleks, Suriani pun berteriak. Teriakan itu didengar para guru dan siswa yang tengah bersiap-siap mengikuti apel pagi. Mereka langsung berlarian menuju di mana Suriani berada, yakni di gedung baru yang masih dalam proses pengerjaan yang letaknya di sebelah kanan gedung lama.
Para guru dan siswa juga terkejut. Mereka melihat guru Aziz tergantung lemas di kusen angin-angin jendela. Kusen angin-angin jendela itu tak terlalu tinggi, sehingga kaki guru Aziz masih menyentuh lantai.
Meninggalnya bapak satu anak ini sontak membuat sekolah kalang-kabut. Pihak sekolah pun mengambil kebijakan memulangkan semua siswanya.
"Sekolah kami liburkan. Kami dalam suasana berkabung," ujar salah seorang guru setempat.
Guru dan sebagian besar siswa SMAN 1 Panyipatan melayat ke rumah duka yang juga rumah keluarga guru Aziz di Desa Bumijaya Kecamatan Pelaihari. Aziz sendiri, sejak bertugas di SMAN 1 Panyipatan, menyewa rumah di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan, yang berjarak 20 kilometer dari sekolah.
Kadisdik Tala, H Sihabuddin, turut berduka dan ikut melayat ke Bumijaya bersama pejabat Disdik lainnya. Sihabuddin mengaku kehilangan atas kematian guru Aziz tersebut.
"Kalau tak keliru, almarhum adalah satu-satunya guru matematika di SMAN 1 Panyipatan. Kami harus segera mencari penggantinya agar belajar mengajar khususnya mata pelajaran matematika tetap berjalan lancar," ujarnya.
Meninggalnya Aziz ini juga membuat para guru di Tala merasa kehilangan. Pasalnya Aziz dikenal sebagai guru yang rajin.
"Dia dulu murid saya. Anaknya baik, rajin, dan penyembahyang," ujar Tekad B, kepala SMAN 1 Batuampar, saat melayat di rumah duka.
Editor: Gusti Sawabi | Sumber: Banjarmasin Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar