TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Abdul Kholid alias Kholid
terduga teroris yang tewas dalam saat Densus 88 Antiteror melakukan
penyergapan di Desa Kalimaya, Poso Kota, Sulawesi Tengah, Sabtu
(3/11/2012) berperan membeantu penginapan bagi pelaku teror dari Bima,
NTB yang ikut pelatihan militer di Poso.
Demikian diungkapkan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy
Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2012).
"Kholid keterlibatannya ikut dalam pelatihan (teror) di Poso, menampung
peserta dari Bima, ikut latihan membuat bom, dan mengetahui perencanaan
penembakan polisi di depan Bank BCA Palu (ini kejadian di awal 2011),"
kata Boy.
Kholid terpaksa dilumpuhkan karena melakukan
perlawanan dengan melemparkan bom pipa kepada aparat yang akan
membekuknya. Kholid berusaha melarikan diri sehingga harus dilumpuhkan
dengan timah panas pada 3 November 2012.
Dalam penyergapan
tersebut petugas berhasil menangkap hidup Yasin pada saat disergap
bersama-sama dengan Kholid. Yasin memiliki kedekatan dengan Santoso yang
menjadi pimpinan kelompok teroris di Poso yang hingga saat ini masih
DPO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar