REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG -- Bagi setiap orang, mendengar kata penjara
selalu dikaitkan dengan kata seram. Stigma yang melekat selama ini,
membuat orang takut berhubungan dengan penjara.
Namun, Edi Kurniadi,
Kalapas Karawang justru menganggapnya lain. Berbekal kreatifitas dan
kemauan, Edi pun mengubah stigma penjara saat dia memimpin Lembaga
Permasyarakaran Kelas II Karawang.
Edi pun melihat potensi itu
ketika ia pertama kali menjabat sebagai Kalapas. Dengan jeli, Edi
memanfaatkan lahan seluas empat hektare yang berada di lingkungan Lapas.
Ia pun kemudian melakukan terobosan dengan menjadikan lahan ini sebagai
pelatihan dan keterampilan narapidana binaan se-Jawa Barat. Edi
menfokuskan diri pada keterampilan bertani, berbudi daya ikan dan
beternak.
Diakui Edi, dalam realisasinya tak semudah itu. Banyak
ganjalan-ganjalan yang dialaminya. Edi perlu kerja keras. Ia mulai
membenahi yang kurang dan memperbaiki yang rusak. Terobosan yang
dilakukan Edi, mengaktifkan lahan pertanian, lahan perikanan,
peternakan, penghijauan, hingga membangun arena pencucian mobil.
Edi juga punya mimpi kedepan, mendirikan 'Bengkel Karya', hasil
kegiatan pembinaan warga binaan sebagaimana program Dirjen
Pemasyarakatan Sihabuddin. Edi punya pengalaman yang sama saat dia
menjabat Kalapas Kelas IIA Narkotika Cipinang, Jakarta. “Mereka harus
dibimbing keluar dari kesalahan masa lalu, dan setelah keluar saya
berharap mereka bisa berbuat yang baik bagi dirinya sendiri, masyarakat
dan negara tentunya” kata Edi.
Edi berharap para narapidana yang
berada dalam pengawasannya bisa antusias dalam mengisi hidup mereka.
Mengisi hari-hari mereka dengan berbagai kegiatan. ''Ada yang menarik
dari pembinaan yang sudah kami lakukan. Mereka kadang lupa, bahwa
pemidanaanya sudah berakhir. Banyak narapidana yang mengaku betah karena
banyaknya kegiatan yang dilakukan mereka,'' kata Edi.
Ia juga
mencoba mengubah suasana penjara yang awalnya kelihatan angker dan
seram. Taman, irigasi, bangunan, dan pohon-pohon, Edi tata seasri
mungkin. ''Saya punya target tiga bulan kedepan semua cita cita saya
dapat terwujud yang nantinya semua itu bisa memotivasi dan menciptakan
Lapas Karawang bersih, sehat, indah, nyaman, aman, dan ramah,'' katanya.
Apakah
mengubah semua ini menggunakan anggaran dari negara? “Kami tidak
mengeluarkan biaya untuk semuanya ini, karena kami jalankan dengan
kemitraan, itulah gunanya memelihara kekerabatan kepada siapapun”
katanya.
Kemitraan yang dimaksud Edi adalah rekan-rekannya.
Misalnya saat ia ingin mengubah lahan yang terbengkalai, Edi mendapat
pinjaman alat berat dari mitranya,
Edi juga mendapat banyak
bantuan berupa bibit pohon jati, trembesi, dan bibit ikan, untuk
memproduktifkan lahan yang ada. “Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah
tampak hasilnya, ” ungkap Edi.
Kalapas yang pernah mendapat sertifikat standar pelayanan ISO 2001
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin kala dia
menjadi Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Narkotika Cipinang, juga
membuka pengaduan secara online untuk masyarakat, baik melalui telepon,
sms, bahkan e-mail “Sistem itu untuk memperbaiki kinerja kami ke depan,
sangat mudah dan praktis, karena setiap pengaduanakan saya tanggapi
secara cepat,” kata Edi, penuh semangat.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, I Wayan Kadusak, mengaku
pihaknya aspiratif terhadap keinginan Kepala Lapas Edi Kurnadi untuk
mempercepat pembentukan Lapas ini sebagai tampat Pusat Pelatihan
Pertanian, Perikanan dan Perkebunan."Jika melihat lahan Lapas seluas ini
tentunya sangat cocok sebagai pusat pembinaan pertanian napi se Jawa
Barat," katanya.
Dalam Upaya menuju Lapas Karawang yang akan
dijadikan Lapas Model untuk pusat pelatihan pertanian, perikanan,
peternakan bagi narapidana se Jawa Barat, Kalapas melakukan kerjasama
dengan Pemda Kabupaten Karawang. Kalapas juga minta dukungan dari DPRD
tingkat II kabupaten Karawang agar program yang akan diberikan kepada
WBP Lapas Karawang tersebut dapat di masukkan pada program kerja dinas
bisa dilaksanakan terus menerus dan di pertanggung jawabkan.
Saat
ini dari empat hektare, Lapas Kelas IIA Karawang sudah menyiapkan dua
hektare sebagai sarana dan prasarana para napi tersebut. Tentunya
harapan ke depan semoga terobosan semacam itu bisa terus di lakukan dan
menjadi spirit motivasi kepada siapapun baik terhadap Individunya maupun
Instansi. Bersama sama menjadikan Bangsa Indonesia yang maju melalui
berbagai macam pelatihan hingga melahirkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. (adv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar