Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 26 Juni 2012

Eva: Pasukan TNI Teror Penduduk Kampung Kersikan


TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menyesalkan sikap KSAD yang mengabaikan surat protes tertanggal 12 Juni 2012, terhadap rencana latihan perang di pemukiman penduduk di Desa Kersikan, Kec Kaligentong, Tulungagung.

Ditegaskan, argumen hukum protes tersebut merujuk pada Buku Inventaris Tanah Tahun 2005/2006 oleh BPK yang menyatakan, tanah perkebunan milik negara tersebut tidak masuk dalam daftar nominative inventaris tanah yang dikuasakan ke Kodam V/ Brawijaya.
"Pada tanggal 19 Juni, pasukan Kompi Yonif 511/DY Brigif 16/Wira Yudha diwakili oleh Gatot Sujatmiko berdebat dengan penduduk yang memblokir jalan masuk kampung Kersikan. Penduduk keberatan kampung huniannya dijadikan latihan perang," Eva mengungkap Selasa (26/6/2012).
Tetapi, setelah bertahan 3 hari memblokir, pada 22 Juni jam 5 pagi, ungkap Eva lagi, tentara memutar dan melakukan tembakan-tembakandi tengah kampung sehingga mengakibatkan jatuh korban. Wakijah, ujarnya, tidak sadarkan diri. Kini, dirawat inap di Rumah Sakit Campur Darat Tulungagung.
"Yang aneh, sejak tanggal 20 juni 2012, TNI melakukan razia KTP dan melarang penduduk dari luar Kersikan untuk masuk dan berkunjung ke daerah tersebut. Hingga tanggal 23 Juni, TNI masih melakukan latihan perang meski melampaui batas waktu dalam surat pemberitahuan (22/6)," kata Eva lagi.
Yang lebih aneh, Senini kemarin (25/6/2012) pasukan TNI dari Malang juga melakukan latihan, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Rencananya, menurut informasi yang didapat Eva, latihan akan dilakukan hingga 28 Juni mendatang.
"Saya dukung protes penduduk atas arogansi TNI AD yang sewenang-wenang melakukan latihan tempur di tengah pemukiman penduduk di saat mereka memperjuangkan hak atas pemilikan tanah yang telah mereka huni selama 3 generasi. TNI sengaja melakukan intimidasi dan teror dengan melakukan latihan perang dalam waktu panjang," tegasnya.
Ironisnya, imbuhnya lagi, dua lokasi latihan perang yang TNI sudah mengantongi ijin, justru disewakan ke pengusaha. Yaitu di Kecamatan Ponggok Blitar menjadi kebun pepaya dan di Madiun/Magetan menjadi kebun tebu.
Sebelum upaya pengusiran, tanah Kersikan tersebut disewakan Puskopad kepada PT Golden Makmur yang menurut laporan penduduk, pemiliknya terlihat aktif mensupply makanan untuk pasukan selama berlangsungnya latihan perang.
Upaya pengusiran penduduk oleh TNI AD sebelumnya, imbuhnya, sudah dicoba melalui pengedaran surat pernyataan kesediaan meninggalkan perkampungan pd akhir Mei 2012. Penolakan penduduk untuk tanda tangan tampaknya direspon pihak TNI dengan perubahan strategi teror, menjadikan kampung sebagai latihan perang.
"Saya meminta ketegasan KASAD untuk menghentikan teror pasukan AD di Kediri dan Malang terhadap penduduk Kersikan Tulungagung. Saya juga meminta pimp Kom 1 segera melakukan mediasi sebagaimana yangg dijanjikan kepada penduduk saat menerima pengaduan," Eva Kusuma Sundari menandaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar