Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 03 April 2012

Anik Nguras BBM Sampai Malam


TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG -- Empat pria duduk di pinggir Jalan Raya Padalarang di depan portal Depot Pertamina Padalarang, Kamis siang pekan kedua Maret lalu.
Di trotoar yang ada di seberang mereka, terdapat tiga jerigen berwarna merah dengan kapasitas sekitar 10 liter, sebuah corong dari potongan botol air mineral, dan wadah seperti jerigen yang digunting bagian atasnya sehingga berbentuk seperti ember berbentuk kotak.
Ketika truk tangki bensin datang dari arah Tagog dan berhenti sekitar 30 detik di depan portal, mereka berlari ke bagian kiri mobil. Dengan gerak cepat, mereka membuka keran yang ada di samping kiri mobil. Beberapa liter bensin pun mengalir dari keran ke dalam wadah kotak itu. Setelahnya, mereka menutup kembali kerannya.
Mobil tangki pun masuk portal dan seorang petugas berhelm putih naik ke atas tangki untuk memastikan isinya telah kosong. Kemudian mobil itu masuk ke dalam kompleks Depot. Petugas itu kemudian kembali menutup portal.
Bensin yang terisi hanya seperempat wadah kotak ini kemudian dialirkan secara merata ke tiga jerigen merah. Walaupun telah melakukan hal yang sama kepada lima truk tangki lainnya, jerigen mereka hanya terisi kurang dari setengahnya.
Hasil pantauan selama satu jam sejak pukul 13.30 sampai 14.30, terdapat 11 mobil tangki memasuki stasiun ini. Enam mobil datang dari portal arah Tagog, dan lima lainnya datang dari arah Cimareme. Penadah bensin ini hanya ditemukan di portal arah Tagog, sedangkan pada arah sebaliknya tidak ditemukan penadah bensin sisa ini.
Hal serupa juga terjadi di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung, tak jauh dari Depot Pertamina Gedebage. Ketika adzan Subuh berkumandang, Anik (42), nama samaran, siap menunggu truk-truk tangki BBM premium dan solar datang ke depot. Anik menyiapkan 2 ember dan 2 jerigen. Satu jerigen untuk solar dan 1 jerigen untuk premium.
Setiap truk tangki yang akan memasuki depot, sopir tangki yang akan masuk akan berhenti di depan Anik. Anik menyambut tangki yang berhenti dan membuka keran tangki. Mengucurlah premium ke dalam ember. Tidak banyak, kurang dari 1 liter. Setelahnya, Anik pun menunggu tangki-tangki lainnya. Aktivitas "nugras" itu dilakukan sejak subuh hingga malam.
"Mobil-mobil tangki keluar dari kandangnya untuk mengirim BBM ke semua SPBU itu tiap hari mulai pukul 04.00 sampai tengah malam. Setelah selesai mengisi, paling cepat pukul 05.00 tangki-tangki itu kembali ke kandangnya. Sebelum kembali ke kandang, sopir berhenti untuk mengucurkannya dan saya siap menyambutnya," ujar Anik, Kamis pekan kedua Maret.
Ia mengatakan, aktifitasnya itu dilakukan sesuai jadwal "nguras". Dan setiap harinya, aktifitas "nguras" ini dijadwal dan berbeda orangnya. "Istilahnya, dijatah. Hari ini giliran saya nguras, besoknya giliran orang lain. Per grup lah," ujarnya.
Aktivitas nguras itu dilakukan setiap hari selepas subuh hingga pukul 24.00 bahkan lebih. Setiap hari itu, kata Anik, tangki berhenti untuk mengucurkan BBM hingga sebanyak 50 truk tangki lebih bahkan bisa mencapai 70 tangki berhenti. Artinya, dalam sehari bisa 70 liter dapat hasil "nguras".
"Jika tangki hendak berhenti, dari kejauhan truk tangki itu mengedipkan lampu mobil. Jika sudah begitu, saya siap menyambut sisa BBM dalam tangki. Ngambilnya harus cepat dan saya berlari kecil mengejar truk itu untuk bisa mengucurkan sisa BBM dalam tangki," terangnya.
Hasil "nguras", setelah dikumpul, di jual ke daerah Sapan Kabupaten Bandung. "Kalau sudah terkumpul ya dijual ke daerah Kabupaten Bandung dengan harga per liter Rp 4.500. Dari sisa penjualan ini, keuntungan per hari saya dapat Rp 50 ribu," terangnya.
Miing (49), bukan nama sebenarnya, penguras lainnya, mengatakan aktifitas nguras cuma memanfaatkan sisa BBM dalam tangki. "Kalau tangki-tangki pulang dari mengisi SPBU, BBM nya suka bersisa. Sisanya itu kami ambil dengan kerjasama dengan sopirnya," terang Miing.

Editor: Rachmat Hidayat  |  Sumber: Tribun Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar