Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 03 April 2012

Dilema Demokrat Mendepak PKS


TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menganggap ada dua persoalan yang kini dialami Partai Demokrat pasca kemenangan dalam pengambilan keputusan, memperbolehkan pemerintah menaikkan BBM di paripurna DPR.
Dua masalah dianggap Ray yang belum ditemukan caranya.
"Mengeluarkan PKS dan kedua cara mengeluarkannya. Dua masalah ini, nampaknya, belum juga ditemukan caranya. Mengeluarkan PKS dari koalisi tidak mudah. Sebab, jika PKS dikeluarkan dari koalisi, itu artinya Golkar akan sangat dominan. Sesuatu yang tentunya sangat tidak disukai PD," kata Ray, Selasa (3/4/2012).
Bukan saja karena Golkar tidak sesetia yang lain, akan tetapi, lanjut Ray, Golkar akan sangat pandai mempergunakan koalisi justru untuk membesarkan partainya. Artinya, Golkar akan sangat diuntungkan dengan keluarnya PKS.
"Golkar akan mempergunakan setgab untuk kepentingan pemilu 2014 dengan terus menerus menyetir agenda-agenda mereka menjadi agenda setgab. Perlu dilihat, pernytaan tidak setuju kenaikan bbm oleh PKS, bukan an sich ditujukan untuk mengkritik sby. Saya melihat PKS tengah membidik Golkar. PKS ingin menegaskan bahwa Golkar tak dapat sepenuhnya menyetir setgab," ungkap Ray.
Bila PD telah takluk, tidak dengan PKS. Sinyal inilah, katanya lagi, yang hendak dibunyikan oleh PKS. Karena itu, SBY dianggap masih sangat butuh PKS, justru untuk memperkuat posisinya di setgab. Sementara PKS sendiri tak punya masalah keluar dari setgab. Masalahnya hanya bagaimana cara keluar.
"Tentu saja tidak akan elok kalau PKS keluar begitu saja. Tapi mereka juga telah sangat siap bila dikeluarkan oleh PD dari setgab. Artinya, Demokrat lah yang tetap tak pede. Tergantung pada parpol, demi keseimbangan pengaruhnya di setgab," Ray meyakini

Penulis: Rachmat Hidayat  | 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar