Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 16 Maret 2012

DAD Imbau Masyarakat Dayak Tak Kerahkan Massa ke Pontianak


TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Kalbar), Yakobus Kumis, mengimbau masyarakat Kalbar, khususnya masyarakat Dayak, tidak mudah percaya isu-isu provokasi melalui SMS yang disebarkan oleh orang-orang tidak bertangunggjawab.

"Saya tegaskan, tidak benar ada penyerangan masyarakat di Asrama Pangsuma, tidak benar ada pembakaran, tidak benar ada korban, dan sebagainya," ujar Yakobus saat mendampingi masyarakat Dayak menyampaikan aspirasi di Mapolda Kalbar, Kamis (15/3/2012).
DAD, kata Yakobus, bersama dengan pimpinan Polda Kalbar dan Pangdam Tanjungpura akan meneruskan aspirasi yang disampaikan masyarakat Dayak terkait desakan pembubaran FPI di Kalbar, ke pemerintah pusat.
Oleh karena itu, imbau Yakobus, masyarakat Dayak yang berada di daerah diharapkan menahan diri dan tidak terprovokasi, serta tidak ikut menurunkan massa ke Pontianak.
Ia menegaskan, sesungguhnya Pontianak aman, tenteram, tenang dan tertib. Kalbar adalah daerah multietnis dan multiagama, dan selama ini selalu hidup aman, tenteram, harmonis, dan kondusif.
"Saya tegaskan, Dayak juga banyak yang beragama Islam, Katolik, Protestan. Dayak ini multiagama, jadi tidak benar kalau Dayak berhadapan dengan Islam. Jadi, di sini adalah persoalan oknum FPI yang selama ini kita sayangkan. Harapan kita ke depan agar ini diubah, agar tidak anarkis," ucapnya.
Seperti diketahui, situasi kamtibmas, khususnya di Kota Pontianak, dalam dua hari terakhir sempat memanas.
Massa Front Pembela Islam (FPI) sempat bersitegang dengan mahasiwa Dayak di Jl KH Wahid Hasyim, Rabu (14/3/2012) sore, terkait pemasangan spanduk di depan Asrama Pangsuma.
Kemudian, pada Kamis (15/3/2012), massa dari kedua pihak turun ke jalan di lokasi berbeda. Aparat keamanan memblokade sejumlah ruas jalan agar kedua kelompok massa tidak sampai bertemu.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar, Haitami Salim, mengimbau masyarakat dan pihak yang tergabung dalam ormas terkait untuk tidak mudah terprovokasi dengan beredarnya isu-isu yang menyebabkan perpecahan.
Selain itu, Haitami juga mengimbau aparat kepolisian mengusut provokator yang membuat keonaran terkait pemasangan spanduk sehingga membuat situasi Kalbar kurang aman.
"Segera cari, tangkap, dan proses provokatornya, agar situasi bisa aman dan terkendali," ujarnya. Akibat aksi turun ke jalan yang dilakukan oleh kelompok massa, sejumlah ruas jalan di Kota Pontianak mengalami kemacetan, ada yang bahkan macet hingga tiga jam.
Dampak lainnya, rumah makan yang tersebar di Jl A Yani tampak sepi pengunjung. "Biasanya jam segini (pukul 16.00) restoran ramai," kata Izul, manajer RM Simpang Ampek.
Di saat bersamaan, ruas jalan di depan rumah makan tersebut memang sedang padat oleh kendaraan bermotor yang dialihkan jalurnya oleh aparat keamanan.
Banyak warga yang juga berhenti di tepi jalan, ingin tahu apa yang terjadi di ruas jalan yang satu lagi.
Arus lalu lintas Jl A Yani lumpuh total. Kendaraan yang akan masuk maupun keluar tidak bisa bergerak sama sekali. Sekitar dua jam lebih arus lalu lintas di jalan ini terhambat.
Seorang wanita pengendara motor menangis ketakutan. Ia diminta untuk berhenti dan menepi. Ia lalu didatangi anggota Satpol PP Kota Pontianak yang coba menenangkannya. Pengendara sepeda motor lainnya berbalik arah begitu melihat massa turun ke jalan.

Editor: Anwar Sadat Guna  |  Sumber: Tribun Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar