TRIBUNNEWS.COM, PALERMO - Melalui perjuangan ketat dan dramatis AS Roma akhirnya bisa membawa pulang tiga poin dari Stadion Renzo Barbera, markas Palermo. Sebiji gol Fabio Borini pada awal laga membuat AS Roma berhasil mengakhiri tren negatif pada dua laga terakhir mereka.
Sebelum laga ini, AS Roma memang harus melalui dua kekalahan beruntun dari Atalanta dan Lazio. Namun nasib Palermo tak lebih baik. Mereka dipaksa menelan dua kekalahan beruntun dari Siena dan AC Milan. Dua hasil identik itu yang membuat kedua tim begitu bersemangat mengakhiri tren negatif pada laga ini.
AS Roma sudah mengejutkan tuan rumah melalui gol Borini saat laga baru berjalan tiga menit. Menerima umpan terobosan Erik Lamela, Borini yang lolos dari perangkap offside langsung melepas tembakan kaki kiri dari dalam kotak penalti, tanpa mampu diantisipasi kiper Emiliano Viviano.
Gebrakan AS Roma membuat Palermo mulai tesengat. Namun agresivitas AS Roma pada babak pertama membuat I Rosanero harus semakin fokus dalam menggalang lini pertahanan. Roma pun menunggu sampai menit ke-13 untuk peluang gol kedua. Jose Angel melepaskan umpan yang gagal dimaksimalkan Borini.
Peluang berikutnya kembali diciptakan I Lupi, yaitu melalui Lamela pada menit ke-23. Namun tembakannya gelandang muda Argentina itu dikandaskan Viviano.
Selepas menit ke-25, Palermo mendapat kesempatan keluar dari tekanan dan berusaha memanfaatkannya. Usaha mereka membuahkan tembakan dari Fabrizio Miccoli, yang dipatahkan Bogdant Lobont.
Palermo berusaha meningkatkan tekanannya. Pada menit ke-42, misalnya, Andrea Mantovani melepaskan tembakan yang masih bisa diantisipasi Lobont. Hal serupa juga dialami Edgar Barreto menjelang turun minum. Sial bagi Palermo, hingga turun minum mereka masih gagal menyamakan skor.
Memasuki babak kedua, Palermo mutlak mendominasi permainan. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan skuad asuhan Bortolo Mutti pada interval kedua ini. Fabrizio Miccoli yang menjadi motor serangan beberapa kali mampu menciptakan ancaman di daerah pertahanan Roma.
Masuknya Josip Ilicic dan Abel Hernandez menggantikan Eren Zahavi dan Igor Budan pun turut menambah kreasi serangan tuan rumah. Praktis AS Roma dipaksa lebih fokus bertahan dan hanya sesekali melancarkan serangan balik.
Berbagai tekanan terus mengalir deras ke jantung pertahanan tim tamu. Namun, lemahnya penyelesaian akhir dan penampilan gemilang Lobont membuat upaya Palermo mencetak gol penyeimbang kerap gagal.
Menjelang menit-menit akhir laga, Palermo mampu menciptakan kemelut di muka gawang Lobont. Namun ketatnya pertahanan Roma membuat beberapa upaya tuan rumah selalu mentah. Alhasil, AS Roma pun bisa bernapas lega saat wasit meniupkan peluit akhir laga dan Palermo masih tetap gagal mencetak gol.
Dengan donasi tiga angka, AS Roma berhasil naik satu strip ke urutan enam klasemen sementara Serie-A dengan nilai 41, unggul satu angka dari Inter Milan yang harus kembali tergeser ke urutan tujuh. Sementara Palermo tak beranjak dari posisi sembilan klasemen dengan 34 poin.
Sebelum laga ini, AS Roma memang harus melalui dua kekalahan beruntun dari Atalanta dan Lazio. Namun nasib Palermo tak lebih baik. Mereka dipaksa menelan dua kekalahan beruntun dari Siena dan AC Milan. Dua hasil identik itu yang membuat kedua tim begitu bersemangat mengakhiri tren negatif pada laga ini.
AS Roma sudah mengejutkan tuan rumah melalui gol Borini saat laga baru berjalan tiga menit. Menerima umpan terobosan Erik Lamela, Borini yang lolos dari perangkap offside langsung melepas tembakan kaki kiri dari dalam kotak penalti, tanpa mampu diantisipasi kiper Emiliano Viviano.
Gebrakan AS Roma membuat Palermo mulai tesengat. Namun agresivitas AS Roma pada babak pertama membuat I Rosanero harus semakin fokus dalam menggalang lini pertahanan. Roma pun menunggu sampai menit ke-13 untuk peluang gol kedua. Jose Angel melepaskan umpan yang gagal dimaksimalkan Borini.
Peluang berikutnya kembali diciptakan I Lupi, yaitu melalui Lamela pada menit ke-23. Namun tembakannya gelandang muda Argentina itu dikandaskan Viviano.
Selepas menit ke-25, Palermo mendapat kesempatan keluar dari tekanan dan berusaha memanfaatkannya. Usaha mereka membuahkan tembakan dari Fabrizio Miccoli, yang dipatahkan Bogdant Lobont.
Palermo berusaha meningkatkan tekanannya. Pada menit ke-42, misalnya, Andrea Mantovani melepaskan tembakan yang masih bisa diantisipasi Lobont. Hal serupa juga dialami Edgar Barreto menjelang turun minum. Sial bagi Palermo, hingga turun minum mereka masih gagal menyamakan skor.
Memasuki babak kedua, Palermo mutlak mendominasi permainan. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan skuad asuhan Bortolo Mutti pada interval kedua ini. Fabrizio Miccoli yang menjadi motor serangan beberapa kali mampu menciptakan ancaman di daerah pertahanan Roma.
Masuknya Josip Ilicic dan Abel Hernandez menggantikan Eren Zahavi dan Igor Budan pun turut menambah kreasi serangan tuan rumah. Praktis AS Roma dipaksa lebih fokus bertahan dan hanya sesekali melancarkan serangan balik.
Berbagai tekanan terus mengalir deras ke jantung pertahanan tim tamu. Namun, lemahnya penyelesaian akhir dan penampilan gemilang Lobont membuat upaya Palermo mencetak gol penyeimbang kerap gagal.
Menjelang menit-menit akhir laga, Palermo mampu menciptakan kemelut di muka gawang Lobont. Namun ketatnya pertahanan Roma membuat beberapa upaya tuan rumah selalu mentah. Alhasil, AS Roma pun bisa bernapas lega saat wasit meniupkan peluit akhir laga dan Palermo masih tetap gagal mencetak gol.
Dengan donasi tiga angka, AS Roma berhasil naik satu strip ke urutan enam klasemen sementara Serie-A dengan nilai 41, unggul satu angka dari Inter Milan yang harus kembali tergeser ke urutan tujuh. Sementara Palermo tak beranjak dari posisi sembilan klasemen dengan 34 poin.
Editor: Dodi Esvandi | Sumber: Duniasoccer.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar