Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 07 Februari 2012

Ayah PNS Cantik yang Dibunuh Kutuki Senyum Winzy


TRIBUNNEWS.COM, MANADO- Sabtu (4/2) lalu, tersangka Winzy Warouw melakukan adegan demi adegan dalam rekonstruksi perkosaan dan pembunuhan terhadap PNS cantik yang bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Minahasa Selatan, Lindy Melissa Pandoh.

Selama menjalankan adegan itu, Winzy terlihat santai dan terus tersenyum. Sejumlah adegan pun dilakukan seolah tanpa rasa penyesalan, termasuk ketika mengulangi percakapannya dengan Lindy.
Mendapati kenyataan demikian, ayah korban, Alfred Pandoh pun kecewa berat. "Dia seakan merasa puas dengan rencana bejatnya itu, sehingga ia selalu tersenyum pada proses rekonstruksi," ujar Alfred ketika curhat ke redaksi Tribun Manado, Senin (6/2).
Terkait rentetan adegan yang diperankan tersangka dalam proses rekonstruksi itu, Alfred juga sangat keberatan. Alasannya, Lindy adalah anak yang baik-baik, sehingga tidak mungkin melakukan hal-hal yang seperti diakui pelaku seperti melakukan hubungan intim atas dasar suka sama suka, meminta uang Rp 1 juta dan lainnya.
"Anak saya itu selalu terbuka kepada saya. Soal siapa pacarnya, ia pun selalu bilang ke saya. Jadi sangat tidak mungkin anak saya berbuat begitu," katanya dengan nada tegas.
Selain itu, menurut Alfred, bahwa anaknya sebelum pulang ke Manado sudah ada uang karena baru terima gaji. Jadi sangat tidak masuk akal anaknya melakukan hubungan intim dengan pelaku hanya karena uang. Apalagi ia sudah punya tunangan dan tak lama lagi akan menuju ke tahap menikah.
"Justru saya curiga, bisa saja pelaku melakukan aksinya dengan tujuan merampok anak saya, terus membunuhnya karena melakukan perlawanan," tuturnya.
Alfred pun meminta pihak penegak hukum untuk bertindak jujur dan adil dalam mengungkap kasus tersebut. Ia mengharapkan ada hukuman yang setimpal dengan perbuatan pelaku. "Bila perlu tuntutan hukuman mati lebih tepat diberikan kepadanya," tegas Alfred.
Namun d ibalik rasa kekecewaan dan marahnya atas perbuatan pelaku, tak terlintas dalam pikirannya untuk memusuhi keluarga pelaku. Baginya tak ada alasan untuk memusuhi keluarga pelaku. "Saya hanya bermasalah dengan pelaku dan bukan keluarganya," ujarnya mempertegas.
Oleh karena itu, ia selalu mengajak sanak-saudaranya untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri, apalagi terhadap keluarga pelaku. "Kita selalu bilang pa saudara- saudara juta supaya tidak memusuhi keluarga pelaku. Cukup jo torang memusuhi pelaku, karena itu konsekuensi yang mesti ia tanggung," katanya. (tos)

Editor: Prawira Maulana  |  Sumber: Tribun Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar