Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Selasa, 08 Januari 2013

Gelombang Laut Hancurkan Kapal Nelayan di Lembata

TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA - Hujan deras disertai angin kencang pada Minggu (6/1/2013) malam, memicu gelombang besar di perairan selatan Lembata.

Akibatnya, sebuah kapal ikan berkapasitas 5 GT milik kelompok nelayan di Desa Leworaja, Kecamatan Wulandoni hancur berkeping-keping.
Saat kejadian, kapal berkapasitas 10 ton sedang berlabuh di Teluk Lebala, Desa Leworaja, setelah pemiliknya membongkar ikan.
Informasi yang diperoleh Pos Kupang (Tribunnews.com Network) dari Benediktus Kia Asan, Koordinator Lapangan (Korlap) Palang Merah Indonesia (PMI) Lembata yang membidangi masalah bencana, Senin (7/1/2013) petang menyebutkan, nelayan tak berdaya menghadapi bencana alam itu.
Menurut Beni, berdasarkan keterangan dari nakhoda kapal bernama Ilyas Rongan, musibah terjadi sekitar pukul 22.00 WITA.
"Saat kejadian ada tahlilan di rumah salah satu warga yang meninggal, sehingga tidak ada warga yang sempat ke pantai. Warga baru mengetahui kejadian tersebut pada Senin dini hari," ujar Beni.
Bersama kapal yang hancur, pukat-pukat nelayan juga ada yang terbenam di pasir dan tidak bisa diangkat lagi. Mesin kapal juga rusak.
Kapal yang hancur merupakan satu dari tiga kapal bantuan DKP Kabupaten Lembata untuk nelayan Desa Leworaja pada 2010. Kapal berkapasitas 10 ton sudah dioperasikan sekitar tiga tahun, oleh Kelompok Nelayan Bersaudara yang diketuai Ilyas Rongan.
Musibah tersebut membuat kelompok nelayan kehilangan sumber mata pencarian. Padahal, dalam kondisi normal, kelompoknya bisa menghasilkan kurang lebih Rp 15 juta setiap hari (1 hari 5 ton, 1 ton ikan menghasilkan Rp 3 juta lebih).
Warga sekitar termasuk Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Desa Leworaja turun membantu. Relawan bencana tingkat desa bentukan PMI Lembata, mengangkat sisa-sisa kapal yang masih bisa digunakan.
Kelompok program Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (Pertama) kerja sama PMI dan Netherland Red Cross (Palang Merah Belanda), juga mendatangi penduduk untuk menyampaikan pesan agar tidak boleh melaut. Melalui pesan singkat berantai, juga diberitahukan kepada masyarakat tentang cuaca buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar