TRIBUNNEWS.COM, PANGKEP - Anda mau beli ikan bandeng? Cobalah ke Pangkep. Dua hari pasca-banjir bandang, mulai Senin (7/1/2013), Pangkep banjir bandeng.
Sejak Jumat (5/1/2013) lalu, sekitar 65 persen wilayah di delapan
kecamatan ini direndam banjir bandang. Pemicunya curah hujan di atas
normal, jebolnya bendungan tabo-tabo, dan bersamaan air pasang di siang
dan sore hari.
Alhasil, harga bandeng pun diobral. Tujuh ekor bandeng dijual Rp 10
ribu. Ukuran bandengnya sedang. Sebesar lengan rata-rata anak usia 3
tahunan.
Lokasi jualannya bukan di pasar. Lapak 'bandeng banjir' ada di bahu
jalan. Kebanyakan di jalan poros Pangkep-Makassar. Namun, tak sedikit di
jalan akses kabupaten atau kecamatan.
Pedagangnya pun bukan pemilik tambak, melainkan warga yang menjaring
bandeng lepas di sungai atau anak sungai. Saban usai banjir bandang, di
Pangkep ada tradisi tak tertulis, yaitu bandeng hanya boleh dijaring di
anak sungai, saluran tersier, sawah, atau memasang jaring di sungai.
Jangan sekali-kali menjaring di sekitar empang. Itu di luar tradisi. Artinya, pencurian, dan bisa berujung pertumpahan darah.
Rahel, warga Jalan Rappokalling, melalui Twitter-nya, juga
mengabarkan bahwa Minggu (6/1/2013) lalu ia membagikan ikan bandeng ke
tetangganya, setelah hanya dengan uang Rp 15 ribu, ia membawa pulang
bandeng sekitar 20 ekor.
"Murah, meski ikannya kecil, tapi gurih kalau dimasak dan goreng asam, apalagi kalau sambelnya pakai jeruk nipis," tuturnya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep M
Syafeei Yasin menjelaskan, banjir bandang yang mendera produsen bandeng
Sulsel mulai Minggu dan Senin, membuat banyak bandeng di tambak resmi
lepas terbawa arus bah.
"Ini sudah biasa di Pangkep, kalau sudah banjir datang, yang datang banjir bandeng. Ikan bolu jadi murah," selorohnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar