REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Hakim Belanda mengumumkan tiga pesepak bola
remaja yang dituduh memukuli hakim garis sampai meninggal dunia
semestinya tetap ditahan selama beberapa pekan saat polisi melakukan
penyelidikan terhadap pembunuhan brutal itu.
"Dua remaja berusia
15 tahun dan satu remaja berusia 16 tahun dari Amsterdam, yang dicurigai
melakukan pembunuhan terhadap seorang hakim garis berusia 41
tahun...akan tetap berada di tahanan untuk dua pekan mendatang,"
demikian pernyataan pengadilan distrik Lelystad.
Ketiga remaja
itu tampil di hadapan hakim di kota dekat Amsterdam menyusul penyerangan
yang terjadi pada Minggu di pertandingan amatir yang mengejutkan
Belanda, di mana sekitar 1,2 juta orang dari total populasi yang
berjumlah 16,5 juta orang merupakan anggota federasi sepak bola nasional
KNVB.
Hakim garis Richard Niewenhuizen (41) dari klub Buitenboys
di Almere meninggal di rumah sakit sehari setelah peristiwa
penyerangan, menyusul pertandingan melawan klub Nieuw Sloten asal
Amsterdam. Ketiga remaja itu ditangkap di rumah-rumah mereka di
Amsterdam pada Senin pagi.
"Mereka menghadapi dakwaan pembunuhan,
penyerangan, dan pelanggaran terhadap ketertiban umum," demikian
disampaikan sebelumnya oleh juru bicara pengadilan distrik Lelystad Paul
van Daalen kepada AFP, sambil menambahkan ketiganya ditahan di penjara
remaja namun menolak untuk menyebutkan lokasi tepatnya.
Jika terbukti bersalah, dua remaja berusia 15 tahun itu akan mendapatkan hukuman maksimal satu tahun di penjara remaja.
Sedangkan
remaja berusia 16 tahun dapat ditahan maksimal selama dua tahun,
kecuali para hakim memutuskan dia sebaiknya ditahan sebagai pria dewasa
dan menghadapi hukuman yang lebih keras.
Dakwaan-dakwaan tepatnya
akan ditentukan berdasarkan hasil investigasi polisi dan jaksa, tambah
Brigit Haan, juru bicara untuk kantor Kejaksaan Lelystad.
"Ada banyak hal yang perlu kami investigasi," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar