REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan mahasiswa di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah melakukan doa bersama,
Kamis malam, untuk mendorong perdamaian warga dua kelompok di Lampung
Selatan.
Aksi bertajuk "Doa Damai untuk Lampung" tersebut dilakukan tepat di tengah perempatan titik Nol Kilometer Malioboro.
Aksi
yang diiringi dengan pembagian lilin tersebut difasilitasi oleh
Himpunan Mahasiswa Lampung (Hipmala) Yogyakarta yang berkoordinasi
dengan seluruh himpunan mahasiswa daerah di Yogyakarta.
Dalam aksi tersebut seluruh perwakilan dari berbagai himpunan mahasiswa daerah untuk menyampaikan orasi perdamaian.
Ketua Hipmala, Ferza mengatakan acara aksi doa bersama digelar
sebagai ungkapan keprihatinan atas konflik di Desa Agom dan Balinuraga,
Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan beberapa hari yang lalu.
"Aksi
ini kami lakukan untuk bersama-sama merespon konflik-konflik horisontal
yang terus terjadi di Indonesia khusunya yang baru saja terjadi di Agom
dan Balinuraga," katanya di Yogyakarta.
Sementara, Ketua
Himpunan Mahasiswa Bali, Darma mengungkapkan bahwa keikutsertaan
mahasiswa Bali dalam aksi tersebut selain sebagai respon keprihatinan
dari tragedi di Lampung Selatan juga bertujuan untuk turut mendorong
terjadinya perdamaian di Indonesia.
Darma mengatakan perbedaan
yang ada di Indonesia merupakan keniscayaan yang tidak seharusnya memicu
konflik. "Kami di sini berbeda, saya Hindu kemudian teman-teman ada
yang Muslim dan Kristen dari suku yang berbeda," katanya.
Acara yang semula diperkirakan dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut berlangsung dengan lancar dan tertib.
Aksi ditutup dengan pembacaan doa serta pembubuhan tanda tangan oleh
seluruh peserta aksi di atas selembar kain putih panjang sebagai simbol
komitmen mahasiswa Yogyakarta untuk selalu menjaga perdamaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar