TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Rumput ilalang dan semak di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, terbakar, Minggu (9/9/2012).
Kebakaran terjadi pada bagian atas gunung dan menghanguskan 20 hektare area rumput dan semak.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Garut, Ruslan, mengatakan kebakaran terjadi di dua titik, yakni Blok
Tapal Kuda dan Blok Seureuh Jawa.
Walaupun lokasi kebakaran cukup jauh dari kawasan pariwisata Cipanas
Garut dan permukiman di Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogongkaler, warga
dan para wisatawan diminta untuk tetap waspada karena api masih bisa
merambat lebih jauh.
"Kebakaran terjadi pukul 09.00 sekitar 20 kilometer dari permukiman
di Desa Pasawahan. Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran ini," kata
Ruslan saat dihubungi Tribun melalui ponsel, Minggu (9/9/2012).
Menurut Ruslan, kebakaran sangat cepat merambat karena membakar
ilalang dan semak yang kering akibat kemarau. Sepuluh personel BPBD
Kabupaten Garut dan sejumlah elemen lainnya mengatasi kebakaran dengan
cara membuat ilaran atau sekat bakar.
Ilaran dilakukan dengan menebang ilalang dan semak di sekeliling area
yang terbakar supaya api tidak bisa merambat lebih jauh lagi.
Sampai Minggu sore, api mulai padam tetapi masih menyisakan bara api
yang bisa saja kembali tertiup angin dan menghidupkan api kembali.
Ruslan mengatakan belum mengetahui penyebab timbulnya api, begitu pun
dengan besarnya kerugian akibat kebakaran tersebut. Namun, kata Ruslan,
kemungkinan besar api penyebab kebakaran muncul akibat faktor alam,
yakni kekeringan di kawasan hutan.
"Api bisa saja muncul dari gesekan bebatuan di gunung tersebut. Bisa
juga karena ada warga yang membakar sesuatu di sekitar gunung," kata
Ruslan.
Dikatakan Ruslan, kebakaran di Gunung Guntur tidak sebesar kebakaran
di Gunung Papandayan. Setiap tahun, kata Ruslan, selalu terjadi
kebakaran di Gunung Guntur. Terutama pada akhir kemarau dan menjelang
musing hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar