TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Di tengah image Kota Malang sebagai kota pendidikan, nyatanya masih banyak warga belum bisa baca dan tulis.
Menurut
Dinas Pendidikan Kota Malang, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Malang, dari 850 ribu jiwa, sekitar 17 ribu orang masih buta
huruf.
Siti Ratna Wati, Kabid Pendidikan Non-formal (PNF) Dinas Pendidikan Kota Malang, mengaku kaget dengan data yang diberikan BPS.
"Data itu baru kami terima, dan sebanyak 17 ribu orang dinyatakan masih buta huruf," ujar Ratna, Kamis (30/8/2012).
Padahal,
jelas Ratna, berdasarkan hasil survei Dinas Pendidikan Kota Malang
beberapa waktu lalu, jumlah buta huruf telah mencapai titik nol.
"Kami kaget dengan data BPS itu. Kenapa bisa sebanyak itu," imbuhnya.
Pada
2009, tutur Ratna, jumlah buta huruf hanya sekitar 916 orang. Setelah
dilakukan program pemberantasan buta huruf secara kontinyu, akhirnya
sebanyak 916 orang itu bisa baca dan tulis.
Rata-rata, papar
Ratna, warga yang tidak bisa baca tulis berusia 15 tahun ke atas.
Kecamatan terbanyak yang warganya belum bisa baca tulis adalah Kecamatan
Kedungkandang.
"Kecamatan lainnya rata-rata bisa baca tulis, jadi kami tidak masuk zona oranye," terangnya.
Untuk
memberantas buta huruf, setiap tahun pemerintah mengucurkan dana dari
APBD provinsi sebesar Rp 130 juta-Rp 300 juta. Ratna berjanji menyisir
ulang setiap kecamatan, untuk memberikan pelatihan baca tulis lebih
intens lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar