REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 100 ribu warga Jepang turun ke
jalan-jalan di pusat kota Tokyo dalam rangka menentang pemanfaatan
tenaga nuklir di negara ini dan mendesak pemerintahan Perdana Menteri
Yoshihiko Noda, untuk memperhatikan tuntutan mereka.
Para demonstran memadati Yoyogi Park pada hari Senin (16/7), pada
hari nasional Jepang dan hari terpanas dalam setahun, dalam gerakan
protes anti-nuklir terbesar sejak bencana Fukushima 16 bulan lalu.
Noda berada di bawah tekanan yang meningkat di tengah
ketidakpercayaan publik semakin banyak tenaga nuklir setelah tahun lalu
bencana Fukushima menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan nuklir.
Bulan lalu, Noda menginstruksikan re-aktivasi reaktor tiga dan empat
di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir Oi di Jepang barat setelah
mendapat dukungan dari walikota Oi dan gubernur prefektur Fukui.
Jepang menggunakan reaktor nuklir untuk memproduksi 30 persen
kebutuhan listriknya sebelum gempa dan tsunami tahun lalu yang merusak
reaktor nuklir Fukushima dan mengakibatkan radiasi.
Total 50 reaktor nuklir Jepang ditutup pasca kecelakaan itu. Sebagian
besar reaktor dalam kondisi off-line dalam rangka pemeriksaan dan
perbaikan. Tidak ada rencana pasti untuk mengaktifkan kembali.
Mayoritas warga Jepang tidak menginginkan re-aktivasi reaktor nuklir
dan menentang penggunaan reaktor nuklir sebelum masalah benar-benar
tuntas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar