REPUBLIKA.CO.ID, GIZA -- Nasib politik Mesir ditentukan hari
ini, Sabtu (22/12). Sebab, hari ini adalah pemungutan suara (referendum)
final untuk menentukan undang-undang baru Mesir.
Pemungutan suara ini juga akan menunjukkan sejauh mana perimbangan kekuatan politik Mesir. Kelompok sekuler-liberal dan Ikhwanul Muslimin akan mengukur sejauh mana kekuatan posisi mereka.
Seperti dilansir Aljazeera, seluruh Mesir kini bersiaga menatap refendum final untuk konstitusi. Militer Mesir juga telah disiagakan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan bentrok antara dua kelompok pendukung.
Di Giza, puluhan kendaraan Militer telah tersebar di pelosok kota. Pasukan militer Mesir bahkan telah bermalam di tempat pelaksanaan referendum.
Setelah melakukan sterilisasi, militer pun telah mempersiapkan petugas yang akan menyelenggarakan referendum, untuk mengatur administrasi pemungutan suara. "Semua persiapan telah susauai dengan rencana. Kita harap semua peroses ini bisa berlangsung lancar," ujar Kepala sekolah Aziz Al Masry yang tempatnya dijadikan lokasi referendum.
Hasil referendum akan menentukan apakah Mesir akan segera mempunyai undang-undang baru. Atau sebaliknya, Mesir tetap mengadopsi aturan lama yang disusun sejak masa Hosni Mubarak dan rezim militer. kelompok IM jadi pendukung utama konstitusi baru, sedangkan kalangan liberal dan sekuler menentangnya.
Pemungutan suara ini juga akan menunjukkan sejauh mana perimbangan kekuatan politik Mesir. Kelompok sekuler-liberal dan Ikhwanul Muslimin akan mengukur sejauh mana kekuatan posisi mereka.
Seperti dilansir Aljazeera, seluruh Mesir kini bersiaga menatap refendum final untuk konstitusi. Militer Mesir juga telah disiagakan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan bentrok antara dua kelompok pendukung.
Di Giza, puluhan kendaraan Militer telah tersebar di pelosok kota. Pasukan militer Mesir bahkan telah bermalam di tempat pelaksanaan referendum.
Setelah melakukan sterilisasi, militer pun telah mempersiapkan petugas yang akan menyelenggarakan referendum, untuk mengatur administrasi pemungutan suara. "Semua persiapan telah susauai dengan rencana. Kita harap semua peroses ini bisa berlangsung lancar," ujar Kepala sekolah Aziz Al Masry yang tempatnya dijadikan lokasi referendum.
Hasil referendum akan menentukan apakah Mesir akan segera mempunyai undang-undang baru. Atau sebaliknya, Mesir tetap mengadopsi aturan lama yang disusun sejak masa Hosni Mubarak dan rezim militer. kelompok IM jadi pendukung utama konstitusi baru, sedangkan kalangan liberal dan sekuler menentangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar