Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Sabtu, 14 Januari 2012

Ejek Petugas Lewat Cara 'Standing'? Sulung Berboncengan


TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sulung yang ditemui di RSU Dr Saiful Anwar (RSSA) Ruang 17, masih menyatakan sikap teguhnya; bahwa ia dipukul menggunakan tongkat oleh petugas sebelum akhirnya ia jatuh tersungkur di Jl Tanimbar.
Dengan terbata-bata, jebolan STM Sumpah Pemuda Kota Malang ini, menguraikan, bahwa saat melintasi barikade pertama, ia tidak diberhentikan, tapi hanya diingatkan. “Kalau melintas (Jl Tanimbar) pelan-pelan, Mas,” kata Sulung menirukan perkataan petugas.
Hal ini juga dihadapainya saat melintasi barikade kedua—ia hanya diingatkan. Namun saat disinggung mengenai fakta kepolisian yang menyebutkan bahwa dirinya sempat melakukan standing, Sulung membantahnya. Pasalnya, motor Satria FU yang dikendarainya adalah tipe kendaraan standart yang belum dimodifikasi. Lagian, terangnya, mana mungkin melakukan standing dengan kendaraan standart yang sedang membonceng. “Saya dipukul. Saya benar-benar merasakan ada benda tumpul menghantam mulut saya. Helm INK warna hitam milik saya juga pecah,” katanya.
Motor yang digunakan itu adalah motor milik temannya yang bernama Gitul (20), warga Sawojajar, Kota Malang. Saat meminjam motor itu, Sulung memang tidak meminjamnya beserta dengan STNK-nya. Menurutnya, semula ia hanya ingin mengendarainya di sekitaran rumahnya, tapi akhirnya hingga bablas digunakannya untuk mengambil gaji di kawasan Mergan. “KTP saya juga ketinggalan, makanya didompet itu tidak ada KTP, tapi ada uang Rp 300.000,” katanya.
Hingga kini, Sulung masih mengeluh merasakan pusing di kepalanya. Tak hanya itu, di dada sebelah kirinya juga terasa sakit. Diterangkannya, petugas yang menghantamkan tongkat ke wajahnya adalah muncul tiba-tiba dari arah selatan. “Dia pakai tangan kanan, tiba-tiba langsung brakkk. Dan saya tak sadarkan diri, tahu-tahu ada di RKZ. Kata Slamet, saat saya pingsan, petugas juga memukuli saya. Slamet juga dipukuli,” katanya.
Sementara itu, Sodik (58), penjual gorengan di sekitaran tempat kejadian perkara (Jl Madura) yang dijadikan saksi oleh kepolisian, mengungkapkan, ia tidak tahu persis kejadiannya. Yang diketahuinya, tiba-tiba ia melihat dua pemuda tergolek penuh luka; yang satu pingsan dan satu lainnya sadar.
Ceritanya, ungkap Sodik, pukul 22.00 WIB, ia sudah tidur di kamarnya, sedangkan istrinya masih mengurusi warung gorengan di depan rumahnya, di Jl MaduraRT 03 RW 08, Kasin, Klojen dekat TK YWKA. Tiba-tiba, Sodik dibangunkan oleh istrinya. “Kata istri saya ada kecelakaan di depan warung,” kata Sodik.
Mendapat kabar mengejutkan ini, Sodik langsung berjingkrak meninggalkan kasurnya dan pergi ke lokasi. Di lokasi, Sodik melihat Sulung berlumuran darah di mulutnya, sedangkan tangannya dan kaki luka lecet parah dengan darah memerahkan aspal jalan. “Saya tidak tahu apakah ia dipukuli atau tidak. Karena tahunya saya sudah melihat korban berlumuran darah di jalan, yang satunya masih sadar,” katanya.
Kemudian petugas yang datang ke lokasi, langsung menghentikan pikap hitam yang melintas dari arah timur. Menurut Sodik, Slamet-lah yang mengangkat Sulung ke atas pikap. “Polisi hanya sibuk jepret-jepret,” kata bapak lima anak yang sering ‘berdinas’ di Pangkalan TNI AL sebagai tukang cat dan kebun ini.
Saat kejadian, ungkap Sodik, kondisi jalan di depan warungnya memang gelap, karena minimnya penerangan. Pengunjung di warungnya juga masih banyak, karena menurutnya warung yang sudah dirintis sekitar enam tahun silam itu selalu tutup di atas pukul 23.00 WIB. “Anehnya, meskipun korban luka parah, tapi motornya tidak apa-apa. Hanya beset sedikit,” imbuhnya.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Surya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar