Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 13 Januari 2012

Ayah dan Kakak Sarnubi Ditemukan Meninggal





TRIBUNNEWS.COM, KUALA TUNGKAL - Sarnubi (9) menangis histeris, begitu melihat kedatangan jenazah ayahnya, Syahrul dan kakaknya, Adi Rahmat.

Dibungkus dengan jaket jenazah, keduanya tiba di rumah duka, RT 26, Parit Empat, Kampung Nelayan, Kamis (12/1) sekitar pukul 09.30.
Sarnubi langsung berlari, sembari menangis menuju rumahnya. Ia tidak kuasa, hingga akhirnya pingsan di rumah tetangga. Kesedihan juga menyelimuti sejumlah  keluarga dan tetangga korban, terlebih istri korban, Anai dan anak-anaknya yang lain.
Kedua korban ditemukan sudah terbujur kaku, di wilayah Mendahara Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Humas  Basarnas Jambi, Ari Yuhendr mengatakan, awalnya  korban ditemukan oleh nelayan setempat dengan posisi telungkup, tidak jauh dari bibir pantai.
"Kemudian nelayan menyampaikan ke Basarnas, TNI AL dan Pol Airud mengenai penemuan itu," kata Ari, Kamis (12/1/2012).
Berdasarkan ciri-ciri fisik dan pakaian yang digunakan, tim memastikan keduanya merupakan nelayan yang hilang sejak Senin (9/1) lalu.
"Ditemukan sekitar pukul 07.20 beberapa kilometer dari lokasi tenggelamnya pompong," ujar pria berkulit putih ini.
Kasat Pol Airud, IPTU W Simanungkalit mengatakan, yang pertama kali ditemukan adalah Syahrul. Tidak berapa jauh, nelayan kemudian menemukan jenazah Adi Rahmat.
Seperti diberitakan Tribun sebelumnya, Syahrul dan anaknya hilang di wilayah Pangkal Babu, Kecamatan Tungkal Ilir. Awalnya, korban berangkat tiga orang pada Senin, sekitar pukul 15.00.
Ombak yang tinggi dan angin kencang, menyebabkan pompong terbalik saat mereka akan pulang. Hanya Sarnubi yang selamat, setelah ia bertahan selama 12 jam menggunakan pelampung jaring.
"Tubuh korban sudah membengkak, tapi masih bisa dikenali. Korban sempat divisum di Mendahara," sebutnya.
Tetangga korban, Zaini mengatakan, sebelum korban ditemukan, istri dan kerabat korban menggelar kegiatan yasinan. "Dua hari ini, kita menggelar doa. Istri alharhum dan anak-anaknya juga ikut," ujarnya.
Pria yang juga Ketua Koperasi Nelayan Senangin ini mengatakan telah menyampaikan kepada nelayan lainnya, agar lebih waspada, terlebih saat ini, gelombang laut tinggi.  "Kita sudah sampaikan, agar hati-hati. Kalaupun melaut, harus ramai-ramai," harapnya.
Selain itu, dirinya juga berharap Pemkab Tanjabbar secepatnya merealisasikan bantuan pelampung kepada nelayan.
"Kalau bisa secepatnya, karena nelayan tidak punya pelampung agar lebih terjamin saat melaut.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Tribun Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar