Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 09 Desember 2011

Arema LPI Pecah, Sekarang Ada Tiga Arema


TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Perkembangan yang terjadi dalam tubuh Arema sebagai sebuah nama klub sepak bola di Malang kian ruwet.

Banyak klub sepak bola tentu tidak masalah, dan bahkan baik, tapi di Malang semua klub sepak bola menggunakan nama Arema. Warga Malang menyebutnya pecah, sehingga Arema kini disebut pecah menjadi tiga. Bagi sebagian warga, ini keadaan yang dianggap ruwet dan malah memprihatinkan.
Pada musim kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) tahun lalu (2010), dan bertahun-tahun sebelumnya, ada satu nama klub sepak bola yang menimbulkan fanatisme atau kecintaan yang luar biasa dari penggemarnya, yakni klub Arema Indonesia.
Kemudian tahun ini bersamaan dengan perpecahan dalam organisasi PSSI, yang menimbulkan dua kompetisi nasional sepak bola Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Primer Indonesia (LPI), Arema terpecah menjadi Arema ISL dan Arema IPL.
Sesuai dengan nama pengurusnya masing-masing, Arema ISL disebut Arema versi Rendra Kresna, yang kini duduk sebagai Bupati di Kabupaten Malang.
Rendra Kresna tahun lalu duduk sebagai pengurus bersama satu tokoh birokrasi juga, HM Nur, saat LSI 2010 berjalan. HM Nur adalah mantan Sekretaris Pemerintah Kota Malang.
Ketika LPI bergulir, muncul pula Arema LPI. Arema yang kedua ini, dipimpin oleh HM Nur itu, yang semula kawan berorganisasi Rendra Kresna.
Lalu kini kabar terbaru hari Kamis (8/12/2011), Arema LPI ini para pengurusnya memisahkan diri, memunculkan sebuah klub baru lagi yang juga bernama Arema. Masyarakat Malang, setidaknya media lokal menyebutnya Arema versi Cak Ikul.
Cak Ikul adalah nama julukan untuk Lucky, warga Kota Malang yang dianggap sebagai tokoh Arema. Lucky bisa disebut sebagai perintis semangat Aremania dengan Arema di tahun 1980-an, saat Arema pertama kali muncul sebagai klub sepak bola. Warga Malang terbiasa memanggil nama orang dengan sebutan terbalik huruf-hurufnya sehingga Lucky disebut Ikul.
Berbagai komplikasi muncul semenjak itu, terhadap status masing-masing dalam arena persepakolaan dunia di bawah FIFA. Humas Arema versi Rendra Kresna, Sudarmaji, yang duduk dalam kepengurusan satu kubu itu, mengatakan biarlah masyarakat saja yang memutuskan, mana yang Arema dan yang mana yang Arema.

Editor: Dodi Esvandi  |  Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar