Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 11 November 2011

Instalasi Nuklir Iran Diserang, Khemenei Ancam Serang Balik

REPUBLIKA.CO.ID, Pemimpin rohani tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, mengancam akan membalas jika instalasi nuklir Iran diserang. Menurut dia, tentara dan garda revolusi akan menyerang balik.

Hari-hari belakangan Israel membicarakan kemungkinan menyerang instalasi Iran. Menurut laporan agen atom internasional IAEA, Iran sudah mengembangkan bom atom.

Teheran mengatakan, pihaknya hanya giat mengembangkan energi nuklir. Upaya Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperberat sanksi terhadap Iran gagal karena Rusia dan Cina berkeberatan.

Sebelumnya, pejabat tinggi di pemerintahan Inggris mengklaim bahwa dirinya memiliki informasi soal kapan Iran bakal diserang. "Israel kemungkinan menyerang lokasi nuklir Iran setidaknya dua bulan ke depan," demikian sumber yang minta identitasnya dirahasiakan itu, seperti dikutip harian Haaretz.

Menurut dia, ada konsensus yang mengetahui kalau Israel akan menghancurkan, atau minimal merusak fasilitas nuklir Iran. Perusakan itu dibantu oleh logistik dari Amerika Serikat. Demikian Daily Mail melaporkan.

Sumber lainnya, pejabat senior di lingkungan Kementerian Luar Negeri Inggris, mengatakan sejumlah menteri di kabinet Inggris tahu rencana ini. Bahwa Israel menyerang Iran untuk mencegah negara itu memiliki teknologi senjata nuklir yang bisa mengancam hegemoni Israel di Timur Tengah.

"Mereka tahu, kemungkinan rencana ini bakal berjalan lebih cepat dari yang dijadwalkan. Kami kira sekitar akhir Desember atau awal Januari 2012 (serangan ke Iran)," demikian si sumber mengatakan.

Menlu Inggris, William Hague, setelah membaca laporan Badan Atom Internasional yang memeriksa Iran, mengatakan laporan itu mendiskreditkan Iran. Bahwa Iran, menurut Badan Atom, bisa mengembangkan teknologi nuklir sipilnya menjadi teknologi militer.

Dalam laporan itu disebutkan Iran terus menerus mencoba teknologi nuklirnya untuk menjadi senjata sejak 2003. Atas hal ini, Inggris mengusulkan agar Iran kena embargo ekonomi.

Namun harian The Independent mengingatkan, media kerapkali dimanfaatkan oleh pemerintah untuk merakayasa berita tertentu, seperti berita soal Iran ini. Bahwa ada informasi yang memang sengaja dihembuskan atau dilebih-lebihkan untuk mendukung rencana pemerintah atau si pemberi informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar