Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 28 Oktober 2011

Sehari Pasca-Letusan Lokon Warga Terobos Zona Bahaya


TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Sehari setelah Gunung Lokon Meletus, Kamis (27/10/2011), aktivitas warga yang berada di sekitar radius 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan, seperti Kelurahan Kakaskasen I, Kinilow dan Kinilow I, berangsur normal.

Warga mulai melakukan bekerja seperti biasa. Di Lokasi tambang batu Marga Dwi Taguna Kelurahan Kakaskasen I yang hanya berjarak 2 kilometer dari pusat kawah, terlihat pekerja sibuk membongkar batu menggunakan alat berat. Selain itu, mereka juga aktif memuat aspal curah ke truk untuk keperluan pembangunan jalan di wilayah Kotamobagu.
Truk-truk keluar masuk ke lokasi tambang menerobos zona bahaya yang ditandai dengan terpasangnya bendera merah di pinggir jalan. "Meski dalam zona bahaya, kami tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kekhawatiran adanya bahaya yang bisa datang tetap ada, tapi kami tetap waspada dan selalu berhati-hati," jelas Finy Suling (55), warga Kotamobagu yang bekerja di tambang tersebut.
Menurut Finy, seluruh pekerja tambang, sehari sebelumnya sempat lari ketar-ketir ketika Gunung Lokon meletus dengan ketinggian 1.200 meter disertai bunyi dentuman yang cukup keras. "Kami semua langsung lari ketika melihat abu vulkanik di angkasa, karena khawatir terkena dampaknya. Semua peralatan ditinggalkan, kecuali kendaraan yang dipakai untuk evakuasi," jelasnya.
Sehari sebelumnya, dia mengangkut aspal untuk dibawa ke Kotamobagu. Ada 29 truk yang beroperasi. "Saat letusan kami langsung pulang ke rumah, tak ada yang kembali lagi," kenangnya sambil tersenyum.
Igo Rogahang, pengawas di tambang tersebut mengatakan seluruh pekerja telah diinstruksikan untuk waspada dan siap menyingkir sewaktu-waktu jika ada eskalasi ancaman akibat letusan. "Letusan besar atau kecil, tetap seluruh pekerja harus lari menyelamatkan diri, untuk menghindari hal-hal tak diinginkan," katanya.
Pekerja juga saat malam, kata dia diharuskan pulang dan hanya tiga orang yang tinggal di lokasi tambang menjaga alat-alat yang ditinggalkan. "Karena dalam zona bahaya, kami selalu berkoordinasi memantau perkembangan gunung. Ada juga personil Polisi yang ikut berjaga memantau situasi," ungkap Igo.
Di wilayah Patar Kelurahan Kinilow Lingkungan I Kecamatan Tomohon Utara, aktivitas warga juga mulai normal. Namun, warga yang masuk kategori rentan  seperti ibu hamil dan balita, belum kembali ke rumah pasca-diungsikan akibat letusan. "Ada beberapa ibu hamil yang sempat diungsikan karena letusan kemarin, dan hingga kini belum kembali, karena mengantisipasi bahaya yang ada," kata Budiman, warga setempat.
Saat letusan, menurutnya warga banyak yang menonton karena menganggap hal itu sudah biasa terjadi. "Tapi kami tetap waspada, karena ada imbauan dari pemerintah langsung. Sempat disediakan masker karena dilihat abu letusan akan jatuh di wilayah kami, tapi ternyata tidak terjadi," jelasnya.
Sekolah pun melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lancar. SD Inpres Kinilow sejak pagi melangsungkan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. "Saya tetap semangat belajar kendati Lokon sempat meletus," ujar Joshua Pangalila, bocah kelas III sekolah tersebut.
Terpisah, Arnold Poli, Sekretaris Kota Tomohon berharap warga tetap waspada dan tak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan. "Kelompok rentan tetap diminta berada di zona aman pada radius di atas 3 Km selama beberapa hari ke depan. Bisa kembali setelah ada informasi aktivitas gunung tak berbahaya lagi," jelasnya.
Bahkan Danrem 131 Santiago Kolonel Infanteri Almost Malioga terjun langsung ke Pos Pemantau Gunung Lokon melihat kondisi terkini. "Kami tetap siap siaga, kapanpun diminta melakukan evakuasi, akan langsung dilaksanakan. Semua personel sudah siap," ujarnya.
Dandim 1302 Minahasa, Letkol Inf Theo Kawatu menambahkan,  jumlah personel yang disiagakan bisa bertambah, tergantung eskalasi.  "Anggota kami siap membantu jika status Gunung Lokon kembali awas. Pada letusan besar beberapa bulan lalu, anggota Kodim 1302 Minahasa ikut membantu evakuasi warga dan membuka dapur umum," ujarnya.
Sementara itu, aktivitas Gunung Lokon masih terus menggeliat. Supply energy yang ditandai dengan adanya gempa tremor dan vulkanik masih terekam pada sesmograf. Bahkan, sempat terjadi letusan abu vulkanik sekitar pukul 21.23 Wita, tapi ketinggiannya tidak terukur karena tertutup kabut.
"Status Lokon tetap siaga (level III), belum dinaikkan, karena masih terus dikaji. Jadi masyarakat perlu waspada, karena potensi letusan masih mungkin terjadi," tukas Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Tribun Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar