Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 12 September 2011

Puluhan Kerbau Mati Mendadak


TRIBUNNEWS.COM, MUARA BULIAN - Warga di beberapa desa di Kecamatan Maro Sebo Ulu mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat kerbau yang dipeliharanya mati mendadak diserang penyakit. Kematian kerbau itu terjadi sejak bulan Puasa lalu, dan masih berlanjut hingga sekarang.

"Di desa kami sudah tujuh yang mati, dan belasan lainnya masih sakit," kata Syargawi, Kepala Desa Teluk Leban kepada Tribun, Minggu (11/8/2011). Kerbau yang mati karena sakit terakhir di desa itu terjadi Jumat pekan lalu. Dia bilang warga di sana semakin khawatir penyakit tersebut masih akan terus menyerang ternak warga.
Syargawi mengatakan mereka belum mengetahui penyebab dan jenis penyakit itu. "Kami tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Matinya mendadak," ujarnya. Sebelum kerbau itu mati, mereka melihat ada  keluar cairan dari hidung kerbau, lalu ada darah yang keluar dari anus kerbau itu. "Tanda-tandanya seperti itu sebelum mati," ujarnya.
Selain di Desa Teluk Leban, penyakit itu juga menyerang kerbau milik warga Desa Kampung Baru dan Desa Rengas IX. Informasi yang dihimpun Tribun, jumlah kerbau yang mati sudah sekitar empat puluh ekor.
Syargawi, menyebut tercatat telah 23 ekor kerbau yang mati di desanya. "Ada yang masih kerbau anakan dan ada yang induk," ungkapnya.
Kata dia, untuk menghindari kerugian yang besar, sebagian kerbau yang sedang  sakit dijual pemiliknya dengan harga murah. "Ada enam yang dijual dalam kondisi sakit. Harganya murah. Kalau misalnya kerbau sebesar yang sakit itu tujuh juta, hanya dihargai sekitar lima juta saja," terangnya.
Selain itu, ada sebagian lagi kerbau yang sedang sakit dipotong di desa itu, dagingnya dijual murah kepada penduduk di sana. Warga di sana tidak takut mengonsumsinya walau tahu daging itu merupakan daging kerbau yang sedang sakit. "Masyarakat kami tidak khawatir, biasa saja," katanya.
Tindakan itu dilakukan oleh pemiliknya untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
Sementara kerbau yang mati tanpa sempat dijual dan disembelih di desa itu berjumlah 12 ekor. Kerugian yang dialami pemiliknya mencapai Rp 100 juta. Kepala Desa menyebut masih ada kerbau yang sakit di sana, namun belum diketahui persis berapa jumlahnya.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batanghari sudah datang ke desanya untuk mengobati dan mengantisipasi meluasnya serangan penyakit yang menyerang kerbau itu. "Mereka sudah melakukan penyuntikan hari Kamis lalu. Tapi kerbau warga kami sudah keburu mati sebelum pegawai dinas datang," ungkapnya.
Mereka mengaku heran dengan penyakit itu. Kerbau yang sakit dan mati itu kata mereka sudah divaksin dari awal. "Kalau sudah divaksin biasanya tidak sakit lagi," kata Kades Teluk Leban.  Kerbau yang sakit dan mati sekarang, katanya, dimulai dari malas makan, lalu kerbau malas beraktivitas, dan beberapa hari kemudian keluar cairan dari hidung kerbau.
Dinas Peternakan dan Perikanan Batanghari sendiri belum bisa dikonfirmasi terkait penyakit yang menyerang kerbau milik warga di kecamatan Maro Sebo Ulu itu. Beberapa kali dihubungi via ponsel, Kabid Kesehatan Hewan tidak mengangkat ponselnya.

Editor: Prawira Maulana  |  Sumber: Tribun Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar