TRIBUNNEWS.COM - Sosok Dea Tungga Esti, pengacara dari tokoh sensasional M Nazaruddin rupanya wanita yang mandiri. Demi mendapatkan penghasilan sendiri sejumlah pekerjaan ia lakoni sebelum memantapkan pilihan di dunia hukum sebagai lawyer. Saat ini ia berkesempatan membuktikan kemampuannya sebagai kuasa hukum saat menangani kasus berbelit Nazaruddin.
Ibu dari Chiara Mahisa Parodi (3), Elena Ganesha Parodi (1) lalu bercerita saat kuliah S-1 di Universitas Pelita Harapan, dia sempat menjajal kemampuan aktingnya. "Saya ingin memiliki penghasilan sendiri," ujar perempuan yang kini tinggal bersama suaminya di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan.
Tercatat film layar lebar berjudul 30 Hari Mencari Cinta pernah dilakoninya sebagai pemeran pembantu. Lalu, menjadi model video klip Sheila On 7 "Pejantan Tangguh" dan Kahitna. Dea melanjutkan karirnya lebih banyak menjadi model iklan seperti Softener Soklin, Pepsodent, Macaroni la fonte dan Softex.
"Tapi semuanya saya tinggalkan ketika lulus kuliah S-1," kata lulusan Universitas Pelita Harapan itu.
Dea menceritakan menjalankan pendidikannya di Sekolah Dasar Siemens di Kelapa Gading. Pada kelas 5 SD, dia pindah ke kota apel, Malang. Disana dia bersekolah di SD Santa Maria hingga kelas 2 SMP. lalu kembali ke Jakarta dan bersekolah di Dian Harapan hingga SMU.
Perempuan kelahiran Solo, 26 September 1982 lalu menyelesaikan S-2 di Magister Manajemen UGM dan kini sedang menyelesaikan S3 di Universitas Padjajaran.
Ibu dari Chiara Mahisa Parodi (3), Elena Ganesha Parodi (1) lalu bercerita saat kuliah S-1 di Universitas Pelita Harapan, dia sempat menjajal kemampuan aktingnya. "Saya ingin memiliki penghasilan sendiri," ujar perempuan yang kini tinggal bersama suaminya di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan.
Tercatat film layar lebar berjudul 30 Hari Mencari Cinta pernah dilakoninya sebagai pemeran pembantu. Lalu, menjadi model video klip Sheila On 7 "Pejantan Tangguh" dan Kahitna. Dea melanjutkan karirnya lebih banyak menjadi model iklan seperti Softener Soklin, Pepsodent, Macaroni la fonte dan Softex.
"Tapi semuanya saya tinggalkan ketika lulus kuliah S-1," kata lulusan Universitas Pelita Harapan itu.
Dea menceritakan menjalankan pendidikannya di Sekolah Dasar Siemens di Kelapa Gading. Pada kelas 5 SD, dia pindah ke kota apel, Malang. Disana dia bersekolah di SD Santa Maria hingga kelas 2 SMP. lalu kembali ke Jakarta dan bersekolah di Dian Harapan hingga SMU.
Perempuan kelahiran Solo, 26 September 1982 lalu menyelesaikan S-2 di Magister Manajemen UGM dan kini sedang menyelesaikan S3 di Universitas Padjajaran.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar