REPUBLIKA.CO.ID, CINA - Aksi protes saat ini tengah melanda di seantero
Cina. Topik yang menjadi tuntutannya adalah soal Cina, yang tidak lain,
terkait pulang sengketa. Aksi itu yang digelar di berbagai kota di Cina
itu, seperti menjadi tanda hari jadi awal dari permusuhan antara Jepang
dan Cina dalam Perang Dunia kedua.
Seperti dikutip dari ABC,
Senin (19/9), kaum nasional Cina marah mendengar pemerintah Jepang
membeli suatu gugusan pulau yang disengketakan dari suatu keluarga. Kata
mereka, wilayah itu --yang dikenal sebagai kepulauan Senkaku di Jepang
dan kepulauan Diaoyu di Cina-- dulunya dicuri Jepang.
Unjuk ras
anti-Jepang digelar di seluruh Cina, dan khususnya demonstrasi di
Chengdu, Cina timur, berlangsung ricuh. Walaupun protes dibolehkan di
Chengdu, pihak berwenang akhirnya menggunakan ribuan tentara dan polisi
untuk membersihkan jalan.
Di beberapa kota, para demonstran
menyerang usaha-usaha milik Jepang dan membakar mobil, dan polisi
menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Kedutaan Jepang di
Beijing juga dikepung demonstran yang melemparkan botol, melambaikan
bendera Cina dan meneriakkan slogan-slogan anti-Jepang.
Sebagian
perusahaan Jepang di Cina, di antaranya Toyota dan Honda, terpaksa
menghentikan operasi setelah toko-toko mereka diserang.
Pendaratan
singkat dua orang warga Jepang di salah satu pulau yang disengketakan
--yang dilaporkan oleh pengawal pantai Jepang-- telah menimbulkan
kekhawatiran timbulnya bentrokan langsung di wilayah yang dipatroli oleh
kapal-kapal dari kedua negara.
Kedua aktivis itu mencapai pulau
tersebut dengan perahu karet, lalu berenang ke pantai dan kemudian
kembali ke perahu setelah sebentar berada di darat, demikian menurut
badan siaran Jepang, NHK.
Pendaratan serupa oleh beberapa
aktivis pro-Beijing dalam bulan Agustus telah mengakibatkan mendadak
memburuknya hubungan antara kedua negara ekonomi terbesar Asia itu.
Kemudian
pada hari Selasa, pengawal pantai Jepang mengatakan, 10 kapal pengintai
maritim Cina dan sebuah kapal patroli perikanan memasuki wilayah yang
dikenal sebagai zona berdekatan sekitar pulau-pulau kecil di Laut Cina
Selatan, sementara tiga kapal memasuki perairan wilayah.
Sementara
itu, Cina tidak memustahilkan tindakan militer terhadap Jepang atau
Filipina di tengah semakin runcingnya ketegangan menyangkut wilayah yang
disengketakan. Menteri Pertahanan Nasional Jenderal Liang Guanglie
mengatakan, ia berharap akan menyelesaikan perselisihan dengan damai.
Akan
tetapi, ia memperingatkan pemerintahnya punya hak untuk mengambil
tindakan lebih lanjut. Hal itu dikemukakan Jenderal Liang seusai
pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta di Beijing.
Leon Panetta mengimbau Cina dan Jepang agar tenang dan menahan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar