REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG--Pemerintah Kabupaten Lampung Timur
menurut Bupati Erwin Arifin masih mengupayakan mediasi untuk mendamaikan
warga antardesa yang bertikai dan terlibat bentrokan di kabupaten
tersebut, Jumat (28/9), sehingga mengakibatkan sejumlah warga terluka
dan puluhan rumah dibakar.
"Kami berupaya memfasilitasi kedua
belah pihak agar berdamai, namun belum menemukan kesepakatan bersama,"
kata Bupati Erwin, usai memediasi kedua belah pihak melalui tokoh adat
Desa Jabung, Kecamatan Jabung dengan warga Pematangtahalo, Kecamatan
Melinting, dan kepolisian setempat, di Kecamatan Bandarsribhawono,
Sabtu.
Ia mengatakan, kesepakatan itu belum menghasilkan
keputusan apa pun, dan masih akan dimusyawarahkan kembali, agar dapat
mendapatkan titik temu kedua belah pihak tersebut.
Dia
menjelaskan, hasil musyawarah tersebut, pihak tokoh adat Desa Jabung,
Kecamatan Jabung mewakili keluarga korban pembakaran meminta ganti rugi
sebesar Rp250 juta per orang, dan mengingat korban yang dihakimi dan
dibakar massa sebanyak dua orang sehingga tuntutan mereka sebesar Rp500
juta. "Kami sedang membahas permintaan tokoh adat tersebut sehingga bisa
dicapai kesepakatan bersama," kata dia pula.
Bupati Lamtim itu
berharap, kedua belah pihak dapat segera berdamai dan saling memaafkan,
tidak saling bermusuhan di kemudian hari dan jangan sampai ada pihak
lain atau pihak ketiga yang memanfaatkan situasi tersebut.
Salah
satu tokoh adat dari Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Sukuria Kusuma,
mengatakan, permintaan senilai Rp 250 juta per orang itu bukan harga
mati.
Permintaan itu disampaikan, mengingat tidak semua warga
Jabung adalah orang jahat, dan perbuatan pembegalan sepeda motor yang
dituduhkan kepada mereka itu belum sepenuhnya membuktikan korban yang
dibakar memang bersalah. "Jika memang melakukan yang dituduhkan itu,
kenapa dibunuh dengan dibantai dan dibakar," ujar dia.
Pihak
kepolisian setempat dibantu Polda Lampung dan unsur TNI, masih berjaga
di lokasi untuk mengantisipasi terjadi bentrokan susulan di kedua
kampung tersebut.
Sebagian warga Pematangtahalo masih mengungsi, karena trauma dengan kejadian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar