TRIBUNNEWS.COM, BANJAR - Sebelum masuk RSU Kota
Banjar untuk menculik bayi di Ruang Teratai II kamar 3-C, 15 September
2012 pukul 11.30 WIB, Dede Wati alias Wati (30) mampir dulu di sebuah
konter HP di pertigaan jalan RSU Banjar, untuk menitipkan kantong
plastik.
Setelah itu, Wati yang sudah mengenakan seragam perawat lengkap dengan kerudung putih, masuk RSU Banjar.
Tersangka
yang bekerja sendiri, naik ke lantai 2 Gedung RSU Banjar, lantas menuju
Ruang Teratai II Kamar 3-C, tempat penyimpanan bayi dan perawatan ibu
yang habis bersalin.
Saat menjalani adegan reka ulang kasus
penculikan bayi yang berlangsung di RSU Kota Banjar, Sabtu (29/9/2012)
siang, Wati mendapat pengawalan aparat Polres Banjar.
"Dengan penampilan seperti itu, siapa yang menyangka kalau ia bukan
perawat. Penampilannya persis banget dengan perawat, masih muda lagi,"
ujar Wakil Direktur RSU Kota Banjar Drs H Rahcwan, ketika mengikuti
proses reka ulang.
Ketika memasuki kamar 3-C di Ruang Taratai II,
Wati tidak langsung mendekati Ny Oom Komariah (30) yang sedang
menggendong bayinya.
Wati lebih dulu mendekati pasien lain di
ruang yang sama. Setelah itu, Wati mendekati Oom yang sedang ditemani
suaminya, Andang Rustandi.
"Bagaimana bayinya, sehat?" kata Wati menyapa Oom yang sedang menggendong bayinya, Alifa Jahra Aulia.
Tanpa
canggung, Wati langsung meminta Alifa kepada Oom dengan alasan dicek
HB-nya. Oom tanpa ragu menyerahkan anaknya kepada Wati, yang disangkanya
perawat sungguhan. Namun Wati bersama Alifa tak kunjung kembali.
Oom
dan suaminya menanyakan ke perawat jaga tentang anaknya yang dibawa
Wati, untuk diperiksa HB-nya. Ternyata tidak ada bayi yang diperiksa
HB-nya.
Ketika itu, Oom dan Andang punya firasat Alifa diculik oleh orang yang menyamar sebagai perawat.
Setelah
mengambil Alifa, Wati ke luar Gedung RSU Kota Banjar. Setelah naik
angkutan umum arah Blok Asem-Terminal Banjar, Wati meneruskan perjalanan
dengan angkutan umum jurusan Banjar-Banjarsari.
Di Jalan Raya
Banjar-Banjarsari, Dusun Pasir Ipis, Desa Sukajadi, Pamarican, Wati
masuk kios pangkas rambut untuk mengganti seragam perawat yang
dikenakannya.
Pemilik kios cukur, Agus Sunjaya (28), sempat
menggendong Alifa. Setelah berada di kios cukur sekitar satu jam, datang
lah mertua tersangka yang mengendarai Yamaha MX Z 6956 YF.
Kemudian,
Wati minta dijemput oleh suaminya dengan mobil. Suami Wati, YA (33),
lantas datang membawa mobil APV Z 1353 WN warna silver.
Bersama suaminya, Wati pulang ke rumahnya di Kampung Cisaar, Dusun Bubuntar, Desa Kertahayu, Pamarican.
Dalam reka ulang, Wati melakukan sendiri semua adegan. Sedangkan pelaku lainnya diganti oleh polisi dari Polres Kota Banjar.
Ada 31 adegan yang dijalani Wati. Wati lancar menjalani semua adegan
penculikan yang dilakukannya. Kegiatan reka ulang penculikan Alifa
berlangsung selama dua jam.
Kasatreskrim Polresta Banjar Kosasih SIP menjelaskan, pihaknya baru menetapkan satu tersangka pada kasus penculikan tersebut.
"Tersangkanya
baru satu, yakni Wati. Sementara suaminya, YA, masih berstatus sebagai
saksi. Peran YA masih didalami," ungkap Kosasih.
Kepada polisi,
Wati mengaku nekat menculik Alifa, karena ingin memiliki anak. Setelah
lima tahun menikah, Wati tak kunjung mendapat momongan.
Menurut
Wati, suaminya selalu mendesak agar dia cepat punya anak. Pada Januari
2012, Wati mengaku hamil dan sempat menggelar syukuran 4 bulanan dan 7
bulanan.
Namun, memasuki bulan kesembilan, Wati dilanda kepanikan,
sebab dia harus bisa membuktikan punya anak kepada suaminya. Akhirnya,
ia nekat menculik bayi dari RSU Kota Banjar. Baju perawat yang ia
kenakan adalah seragam milik adiknya yang sekolah perawat.
Wati
dan suaminya ditangkap polisi di rumahnya di Kampung Cisaar, Ciamis,
pada 17 September 2012. Wati sempat 'memiliki' Alifa selama tiga hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar