TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Prof Dr Ir Musliar Kasim MS mengatakan, dalam kasus
tawuran pelajar, jangan hanya menyalahkan pihak sekolah.
Karena, orangtua dan masyarakat juga bisa sama-sama ikut berperan mencegah terjadinya tawuran.
Untuk mencegah tawuran, ujar Musliar, Kemendikbud akan semakin menekankan pendidikan karakter terhadap anak didik.
"Apa
pun yang terjadi, saya tidak ikhlas kalau sekolah saja yang disalahkan.
Terlebih, anak sebenarnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar
sekolah," kata Musliar pada acara Kuliah Umum 'Tantangan Dunia
Pendidikan Indonesia Respon Profesional Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan', di Gedung BPU UPI di Jalan Setiabudhi, Sabtu (29/9/2012).
Menurut
Musliar, kontrol tidak saja dilakukan oleh sekolah, tapi juga orangtua.
Komunikasi antara orangtua dan guru juga harus ditingkatkan, agar tahu
kebiasaan anak, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
"Semua harus berperan, sekolah dan orangtua," imbuhnya.
Musliar menuturkan, pendidikan karakter harus ditanam sejak awal, agar bisa terus menjadi bekal hidup di masyarakat.
Dengan
karakter yang kuat, papar Musliar, diharapkan anak-anak memiliki tameng
yang kuat pula, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif.
Ketua
Program Studi Pendidikan Psikologi FPIPS UPI Drs Siti Komariah Ms Phd
menambahkan, salah satu cara untuk mencegah tawuran adalah dengan
mencari tahu perilaku siswa.
Bila ada konflik di antara siswa,
menurut Siti, guru harus segera mencari tahu. Bila perlu panggil
orangtua untuk berdiskusi, agar konflik bisa segera diatasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar