REPUBLIKA.CO.ID, CANBERA -- Para pencari suaka melakukan aksi mogok
makan setelah Pemerintah Australia merencanakan mengirim seratus imigran
ke negara pulau terpencil di Pasifik. Juru Bicara Departemen Australia
mengatakan mogok makan dilakukan sedikitnya oleh 100 imigran di kamp
penahanan.
Kata dia, para imigran semula ditampung dalam kamp
penahanan di Pulau Christmas. Namun setelah pemerintah setempat
memperketat regulasi bagi pencari suaka beberapa waktu lalu, Canbera
sepakat akan menjadikan Republik Nauru sebagai salah satu pulau
penampungan.
''Mereka (imigran) kecewa dan melakukan mogok makan sejak Sabtu,'' kata juru bicara tersebut, seperti dilansir kantor berita AFP, Ahad (26/8).
Menurut
sumber tersebut imigran kali ini adalah gelombang awal dari rencana
Pemerintah Australia, untuk kembali memfungsikan beberapa kepulauan di
Laut Pasifik sebagai tempat penampungan bagi para pencari suaka, yang
nekat penyeberangi lautan menuju Australia. Di antaranya adalah Pulau
Nauru dan Pulau Manus di Papua Nugini.
Di bawah undang-undang
baru yang disahkan oleh parlemen bulan ini, pencari suaka yang tiba
dengan perahu akan dikirim ke pulau-pulau tersebut untuk jangka waktu
tidak terbatas, sementara menunggu izin tinggal mereka diproses. Namun
pemerintah tidak menjelaskan berapa lama pencari suaka harus menunggu di
Nauru atau Manus sebelum dimukimkan kembali.
Aturan ini adalah
kebijakan yang dilakukan oleh Partai Buruh Australia saat berkuasa di
2007. Pemerintah menganggap kebijakan ini mendesak, mengingat terus
meningkatnya jumlah imigran di negara tersebut. Data terakhir
menunjukkan lebih dari 100 perahu dengan membawa sekitar 7500 pencari
suaka tiba di Asutralia sepanjang 2012. Kebanyakan dari mereka adalah
mereka yang melarikan diri dari kondisi di Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar