TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Warga di lerang Tenggara dan Timur Gunung Merapi, Minggu (15/7/2012) sekitar pukul 18.00, panik.
Di tengah suasana desa yang tenang, tiba-tiba mereka dikejutkan suara gemuruh disusul hujan abu.
Warga pun berhamburan keluar rumah dan berlarian karena menduga Merapi meletus.
Relawan Induk Merapi, Agus, mengaku mendengar suara gemuruh sekitar
lima menit. "Karena panasaran, saya keluar rumah untuk melihat puncak
Merapi, dan ternyata ada asap yang membumbung," ucapnya.
Di tengah-tengah aktivitas Agus mengamati puncak Merapi, ratusan
warga berhamburan keluar rumah dan mendatangi Posko Balerante. "Warga
berdatangan ke kami untuk memastikan yang terjadi," kata Agus.
Saat itu, lanjut Agus, sejumlah warga mengaku khawatir Merapi
meletus. Meski mereka juga tidak yakin hal itu terjadi, karena
sebelumnya tidak ada pemberitahuan tentang peningkatan aktivitas
vulkanis.
Untuk memastikannya, Agus pun berkoordinasi dengan petugas Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK). Hasilnya,
dipastikan tidak ada letusan Merapi. "Kami kemudian menjelaskan ke
warga," kata Agus.
Berdasarakan informasi BPPTK, kata Agus pada warga, saat itu hanya
terjadi guguran lava yang menumpuk di lereng Merapi, akibat letusan 2010
lalu.
"Setelah kami memberi penjelasan, warga bisa mengerti. Apalagi, saat
itu debu dan suara gemuruh sudah tidak ada lagi," jelas Agus.
Lurah Balerante, Sukono, mengaku mendengar suara gemuruh. Namun tidak
menyangka jika sumber suara itu berasal dari Merapi. Dia dan beberapa
warga lainnya pun santai saja menikmati alunan rebana yang ditabuh
beberapa warga dalam acara pengajian.
"Tadi memang ada suara gemuruh, tetapi tidak tahu kalau suara itu
dari Merapi. Suara tersebut bercampur suara rebana masjid. Jadi, ya
tidak panik. Namun, kami baru menyadarinya setelah ada asap dan warga
yang memberi tahu," jelas Sukono.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Klaten, Joko Rukminto, mengatakan, beberapa warga di
kawasan Balerante memang sempat panik dan mencoba memastikan yang
terjadi di Merapi.
Karena itu, sejak sekitar pukul 18.15 hingga pukul 20.00, telepon di
kantornya tak berhenti berdering. Joko pun harus menjelaskan secara
sabar pada para penelpon, bahwa Merapi tidak meletus.
Kepada para penelepon, Joko menjelaskan, Merapi tidak meletus. Namun,
dinding kawah sempat runtuh dan masuk ke dalam kawah sehingga
menimbulkan debu dan suara bergemuruh.
"Sekitar dua jam telepon terus berdering dan saya terus menjelaskan," kata Joko.
Namun, setelah penjelasan dari beberapa pihak turut dipublikasikan
sejumlah media, telepon di kantor BPDB Klaten sudah tak lagi berdering.
"Sekarang suasananya sudah kondusif," kata Joko, sekitar pukul 21.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar