TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presidium Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melalui Ketua Komite Advokasi &
Pemberdayaan Rakyat Iman Munandar menilai pemerintah tidak mampu mencari
formulasi dan solusi terkait kenaikan harga-harga kebutuhan bahan pokok
menjelang kegiatan-kegiatan besar keagamaan setiap tahunnya, seperti
bulan ramadhan, lebaran, natal dan lain sebagainya.
Padahal
pemerintah sadar dan tahu betul bahwa akan terjadi trend kenaikan harga
komoditas sehari-hari sebagai akibat dari meningkatnya permintaan.
Lagi-lagi
rakyat kecil sangat sering terbebani dengan tingginya harga kebutuhan
tersebut. Kebijakan pemerintah yang seharusnya dapat menjadi harapan
rakyat kecil untuk menjamin stabilitas harga dipasar sama sekali pupus.
Pemerintah
pusat dan daerah malah terjebak dengan tradisi pasar murah yang
dianggap menjadi solusi terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.
Program pasar murah itu baik, namun yang menikmatinya hanyalah sebagian
kecil rakyat.
Sementara sebagaian besar rakyat apalagi yang berada
di pedesaan dan daerah terpencil tetap saja harus membeli kebutuhan
pokok yang mahal.
“Dalam kejadian ini kementerian terkait sama
sekali lalai, jangan hanya sibuk mengurusin impor saja, perhatikan
hal-hal kecil supaya rakyat simpatik dengan pemerintah, paling tidak
diakhir periode ini. Presiden SBY juga seharusnya memahami gejala ini.
jadi pemimpin itu harus tahu keadaan hidup rakyat," ungkap Iman
Munandar.
Paling tidak selama delapan tahun ini pemerintah gagal
menjawab amanah rakyat, sisa kepemimpinan Presiden SBY kedepan harus
dibuktikan dengan perbuatan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar