Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 24 Oktober 2011

Indonesia Siap Jadi Pemasok Tenaga Kerja Dunia


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai Indonesia mampu menjadi pemasok tenaga kerja dunia untuk mengisi permintaan di sejumlah sektor formal. Hal tersebut terlihat dari tingginya angka permintaan tenaga kerja profesional dari sejumlah negara dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-26.

“Jenis tenaga kerja Indonesia meningkat. Penempatan tenaga kerja Indonesia sudah mulai bergeser ke sektor formal. Ini berarti Indonesia mampu menjadi pemasok tenaga kerja dunia,” ujar Gita dalam acara penutupan TEI ke-26, Sabtu, 22 Oktober 2011, petang.
Gita melanjutkan peran tersebut dapat mengangkat citra Indonesia di mata dunia. Dia menjelaskan sampai hari ketiga pelaksanaan TEI, nilai transaksi TEI telah menembus 251 juta dolar Amerika atau 92,37 persen dari total target selama empat hari pelaksanaan sebesar 380 juta dolar Amerika. Transaksi TEI tersebut didominasi oleh kontribusi sektor servis sebesar 201,8 juta dolar Amerika yaitu permintaan tenaga kerja formal untuk mengisi sejumlah sektor tenaga kerja profesional.
Adapun transaksi barang dan produk tercatat sebesar US$149,2 juta yang terdiri dari produk furnitur, perhiasan, kerajinan tangan, kosmetik dan herbal, kopi serta produk kayu.
Gita menilai secara umum pelaksanaan TEI ke-26 cukup berhasil. Kendati dilakukan di tengah perlambatan ekonomi di sejumlah negara akibat dampak krisis Amerika dan Eropa, nyatanya transaksi TEI masih membukukan kinerja yang cukup signifikan.
Dia mengatakan besarnya transaksi langsung yang terjadi selama TEI tersebut kemungkinan jauh lebih kecil dibandingkan transaksi tidak langsung yang tercapai antara pihak pembeli dan penjual pasca pelaksanaan TEI.
Karena itu, peran berbagai pihak dan sinergitas antara pelaku usaha dan perwakilan luar negeri baik atase dagang maupun ITPC dibutuhkan untuk menindaklanjuti kesepakatan yang terjadi selama pameran.
“Beberapa peserta TEI tidak langsung kontrak, di sinilah kita harus berperan lebih aktif,” kata Gita.
Gita mengungkapkan jumlah buyer yang datang pada TEI kali ini tercatat sebesar 6.391 pembeli yang berasal dari 89 negara. Secara umum, lanjutnya, transaksi masih didominasi buyers dari negara non tradisional termasuk negara emerging market sebesar 84,4 persen yaitu dari India, Malaysia, Mesir, Bangladesh, dan Iran.
Sementara 25,6 persen berasal dari negara-negara tradisional. Lebih lanjut Gita mengungkapkan Kementerian Perdagangan tetap akan menjaga dan bahkan meningkatkan pangsa pasar Indonesia di negara-negara tradisional. Namun, untuk menyiasati pasar negara-negara tradisional yang melemah, Kementerian Perdagangan juga akan menyasar negara-negara baru yang berpotensi menyumbang angka ekspor bagi Indonesia.
Beberapa negara yang potensial untuk pengembangan pasar baru tersebut adalah Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Amerika Tengah.
“Kunci utama tingkatkan kinerja ekspor melalui diversifikasi pasar. Selain itu diversifikasi produk yang bernilai tambah dan berkualitas tinggi,” ujarnya.
Peran ITPC dan atase dagang yang tersebar di sejumlah negara, kata Gita, sangat penting dalam mendukung pencapain target ekspor tersebut. Ke depan, menurut Gita, perlu upaya untuk mencari solusi guna peningkatan ekspor Indonesia di antaranya melalui komunikasi antar berbagai pihak, perbaikan daya saing, dan pembentukan forum ekspor.
Gita menambahkan TEI tetap akan terus dilakukan ke depannya. Pameran tersebut, lanjut dia, memegang peranan yang cukup penting dalam mendukung pencapaian target ekspor.
“Untuk itu, tahun depan TEI akan kita lakukan lagi tentunya dengan perbaikan-perbaikan yang berarti sejalan dengan revitalisasi tahap II,” pungkasnya.

Penulis: Hasanudin Aco  |  Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar