Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Rabu, 26 Desember 2012

Hari Natal, Pria Gantung Diri di Panderman

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Antok Mardi Wibowo, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) terperangah ketika tiba-tiba melihat sosok mayat laki-laki yang menggantung di pohon cemara dengan seutas tali tampar melilit leher.

Penemuan mayat yang belakangan diketahui bernama Petrus Eko Darmawan asal Lawang itu berlokasi di bawah Gunung Panderman Kota Batu, Selasa (25/12) sekitar pukul 10.00 WIB.
Antok lalu memotret mayat itu dengan tabletnya. Usai memotret, ia pun lari menghampiri warga sekitar yang hidup di bawah kaki gunung Panderman. Merasa penasaran, sekitar pukul 11.00, warga berbondong-bondong menghampiri mayat yang berjarak sekitar 2 km dari pemukiman penduduk.
“Saya mau survei untuk acara tahun baru bersama teman-teman. Tak tahunya, saya salah jalur. Di atas, saya lihat orang itu seperti buang air besar. Lalu saya dekati, ternyata dia mati menggantung,” cerita Antok yang saat itu survei bersama Fachruly, mahasiswa Universitas Muhammadiyyah Malang.
Sekitar pukul 13.00, warga bersama tim tagana, Polsek Batu, tim identifikasi  Polresta Batu, dan PMK melakukan evakuasi. Mereka sempat mengalami kesulitan karena kondisi medan lagi hujan, serta hanya jalan setapak yang bisa dilalui. Setelah 2 jam, tim ini berhasil mengevakuasi lalu membawa mayat ke RS Hasta Brata.
Kanit Reskrim Polsek Batu, Ipda Tukiman bersama anak buahnya bergerak setelah mendapat laporan dari Kepala Desa Pesanggrahan. Pihaknya menemukan mp3, sandal, ponsel  merk nokia di celana pendek si mayat, dan tampar. Di ponsel mayat banyak memuat gambar orang gantung diri, banyak juga gambar dengan isi pesan kegundahan.
Polisi lantas menghubungi nomor yang ada dalam kontak ponsel mayat yang berusia sekitar 22 tahun ini. Hingga akhirnya polisi menemukan nomor telepon pacar korban, Karisma. Dari Karisma diketahui jasad itu bernama Petrus Eko Darmawan asal Jl Indrakilo, Lawang, Kabupaten Malang.
Kepada petugas Polsek Batu, adik Petrus bernama Agustinus menceritakan, Petrus pergi dari rumah sekitar tiga bulan lalu guna mencari pekerjaan. Seminggu jelang Natal, ia menelepon untuk sekedar menanyakan kabar ibunya, Sumiarsih.
Ketua Tagana Kota Batu, Simon Purwoali yang ikut mengevakuasi mengatakan, diduga Petrus bukan datang ke Panderman dengan tujuan pendaki. Sebab, di sekitar TKP, tidak ditemukan peralatan untuk melindungi diri maupun bekal makanan.
“Pendaki itu biasanya membawa peralatan seperti jaket, tas untuk isi bekal makanan. Sandalnya juga tidak sandal japit,” kata Simon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar