Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 17 Mei 2012

Penumpang Sandera Asisten Manajer Batavia Air


TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA - Lantaran kesal bercampur amarah, penumpang Batavia Air jurusan Jakarta-Pontianak menyandera Sugianto, Asisten Manajer Batavia Air Cengkareng, Jakarta ke Pontianak.

"Kami merasa dibohongi. Sebenarnya (pesawat)berangkat pukul 14.40 WIB dari Jakarta, lalu diundur hingga pukul 17.00 WIB, dan tak jadi lagi. Katanya pukul 19.00 WIB, diundur lagi, sampai pukul 20.10 WIB lewat, take off, delay-nya hampir lima jam," kata Danang kepada Tribun, di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (16/5/2012).
Dalam ketentuannya, setiap delay di atas empat jam, diganti uang Rp 300 ribu. Namun, pihak Batavia hanya memberi voucher, yang bisa cair pada 21-26 hari ke depan melalui rekening, dan harus dicairkan di kantor pusat, di Jalan Juanda Jakarta.
"Iya kalau setiap hari ke Jakarta, kan ini di daerah dari berbagai tempat. Tak setiap bulan, apalagi setiap hari. Kami maunya langsung di Pontianak, pencairannya dalam bentuk uang," imbuh Danang kesal.
Karena negosiasi sempat alot, tuturnya, maka penumpang langsung membawa asisten manajer Batavia Cengkareng untuk bertanggung jawab.
"Tadi, di bandara Jakarta sempat tegang, namun akhirnya (Sugianto) bersedia ikut. Dia duduk di bagian depan, kalau tak keliru kursi nomor 6," jelas Danang.
Kekesalan serupa juga disampaikan Syarif Saleh, Anggota DPRD Pontianak. Ia meminta manajemen Batavia Air Cabang Pontianak bertanggung jawab, dengan mencairkan voucher Rp 300 ribu malam itu juga.
"Kalau ini tidak segera diselesaikan, kami dan kawan-kawan tunggu. Kalau pencairannya harus menunggu beberapa hari, atau dicairkan ke Jakarta, kan tidak mungkin. Apalagi, penumpangnya sudah ke mana-mana, karena berasal dari tempat berbeda, bahkan ada yang mau ke Malaysia, kan tidak mungkin," beber Saleh dengan nada marah.
Jonny Djamal, penumpang lainnya, juga ngotot agar pencairan voucher dilakukan malam itu juga. Ia juga menyesalkan manajemen Batavia yang melakukan delay berkali-kali.
Pantauan Tribun, ketegangan sempat terjadi, amarah penumpang nyaris tak dapat dibendung, beruntung tidak terjadi adu fisik, karena ada pihak keamanan.
Negosiasi antara pihak Batavia dan penumpang sempat terjadi, namun tak membuahkan hasil. Karena, kas yang ada di cabang Batavia Air di Supadio tak mencukupi, yakni hanya sekitar Rp 16 juta.
Asisten manajer pun langsung menghubungi pusat, namun tetap saja tak memberikan kepuasan bagi penumpang. Akhirnya, para penumpang membawa Sugianto ke Mapolsek Bandara Supadio, dan memintanya menandatangani surat pernyataan agar tetap membayar kompensasi kepada para penumpang.
Karena dana tak cukup, akhirnya Ketua Kadin Ketapang Rasyidin memberikan pinjaman uang kas kepada pihak Batavia, untuk membayar kompensasi kepada para penumpang.
"Persoalan ini harus diselesaikan saat ini juga. Sebagai bentuk kemanusiaan, saya talangi kekurangan dana, dan Kamis (17/5/2012) dibayar. Mengenai teknis pembayarannya, Batavia yang mengatur," tutur Rasyidin kepada sejumlah wartawan.
Karena, jika tidak segera dibayarkan, penumpang akan kecewa dan tidak lagi percaya ke Batavia. Dengan kondisi tersebut, standar operasional prosedur (SOP) pembayaran melalui rekening tidak bisa dilakukan.
"Kan, penumpangnya tidak satu daerah, sebagiannya dari daerah yang jauh. Semestinya kantor pusat ke kantor cabang, koordinasi, kalau memang tidak memiliki armada yang cukup, maka jangan buka penerbangan ke daerah," kata Rasyidin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar