Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Minggu, 08 Januari 2012

Man City vs Man United: Mancini vs Fergie


TRIBUNNEWS.COM - Derbi Minggu (8/1/2012) antara dua tim penguasa Liga Inggris, Manchester City vs Manchester United merupakan yang terpanas pekan. Nama besar pemain dan ketatnya persaingan di papan klasemen atas menjadi daya tarik pertandingan nanti malam.

Tapi selain kekuatan pemain, seru tidaknya pertandingan ini nanti tetap akan ditentukan dua sutradara muda Roberto Mancini dan sepuh Sir Alex Ferguson.
  
Meski hanya sesekali disoroti kamera tapi keduanya adalah manusia luar biasa di pinggir lapangan yang akan mengendalikan permainan. Mancini adalah kata kunci atas pencapaian hebat City musim ini. Dengan lambaian syal yang selalu melekat di lehernya, pria 47 tahun asal Italia itu bak dewa yang selalu diagungkan publik City karena kecerdasannya meramu strategi.
  
Ketenaran Mancini memang tak segemilang Fergie. Tapi pengalaman Mancini memberi prestasi kepada tim yang dipimpinnya sangat luar biasa. Sebelum menangani City, Mancini telah memberi tiga trofi Scudetto Serie A Italia dan dua trofi Coppa Italia kepada Inter Milan.
  
Itu jadi pencapaian terbesar Mancini karena dia berhasil memberi gelar kepada Inter setelah 16 tahun mengalami paceklik. Mancini juga berhasil menghentikan dominasi rival sekota Inter, AC Milan yang saat itu jadi langganan juara.
  
Kini situasi yang sama dihadapi Mancini di ranah Inggris. Ia berambisi memberi gelar kepada City sekaligus menghentikan dominasi United yang dalam beberapa tahun terakhir jadi langganan juara bahkan jadi tim peraih terbanyak Liga Primer dengan 19 trofi.
  
Langkah awal sudah dilakukan dengan menjuarai Piala FA musim lalu, yang jadi gelar pertama City sejak 43 tahun. Kini ia pun berambisi mempertahankan gelar dengan menyingkirkan United.
  
Melatih tim Inggris, Mancini melakukan adaptasi cepat dengan gaya bermain Inggris. Dia mentransformasi kultur sepakbola ibunya dari bertahan ke permainan menyerang untuk menang. Ini terbukti dengan gaya pemainan eksplosif dan menyerang para pemain City.
  
Sementara Ferguson, kakek tua kelahiran Glasgow, Skotlandia itu, adalah manusia paling hebat yang pernah menduduki tampuk kepelatihan di Kota Manchester. 25 tahun bekerja di Manchester, pria 70 tahun itu memberi 12 trofi juara Lifa Primer, lima trofi FA, dan puluhan trofi lainnya.
  
Tak ada yang menyangsikan kesuksesan Fergie bersama United. Dia adalah master, pelatih terlama dalam satu klub dan paling banyak memberi trofi bergengsi di berbagai kompetisi. Namun yang paling penting, Fergie adalah sosok pelatih kharismatik yang selalu siap beradu strategi.
  
Di pinggir lapangan, pada posisi yang tidak pernah diperhatikan para penonton, dua pelatih ini berdiri dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Derby akan jadi pertempuran sebagai arena untuk mengaktualkan skema-skema berpikir di alam imajinasi, dan menariknya turun ke lapangan hijau.
  
Dua pelatih beda generasi ini bukan hanya sekadar pengatur strategi, mereka adalah motivator yang membangkitkan asa dan menghangatkan bara permainan hingga membakar sanubari pemainnya.
  
Meski akan terlibat adu strategi dahsyat untuk memenangkan tim, tapi baik Mancini maupun Sir Alex tetap menerapkan standar etik para ksatria Skotlandia untuk mengakui kehebatan lawannya. Pada titik ini keduanya bertemu dan saling memuji kekuatan masing- masing.
  
"United telah punya mentalitas juara selama 25 tahun Jika kami memenangi gelar mungkin kami bisa mengejar mereka. Tapi tidak akan pernah mudah menghadapi mereka, tetangga yang selalu tampil bagus di setiap pertandingan," puji Mancini dilansir dailymail.co.uk.
  
Sementara Fergie yang meski mulai merasakan sangat terusik dengan kebangkitan tetangganya itu tetap mengakui kualitas City. "City memiliki skuad yang kuat dan berpengalaman. Kami sempat tak menduga di mana keberadaan mereka saat ini tapi mereka juga tahu kami berada di belakang mereka," kata Ferguson.


Penulis: Husein Sanusi  |  Editor: Yudie Thirzano

Tidak ada komentar:

Posting Komentar