Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 30 Januari 2012

Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Meninggal di Hutan


TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kesedihan mendalam dirasakan Daniel Kalatiku, warga Ranotana Weru Lingkungan 1, Kecamatan Wanea, Kota Manado.
Dia meratapi tubuh anaknya, Febriyanto Bertius Kalatiku (19) yang terbujur kaku.
Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi itu harus meregang nyawa kala mengikuti Fakultas Teknik, Jurusan Elektro Univesitas Sam Ratulangi Manado itu meninggal kala mengikuti Pendidikan Dasar Biro Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Phayagaan, Minggu (29/1) sekitar pukul 00.00 Wita, di Hutan Tangkoko Bitung.
Beberapa kali ia menarik napas panjang dan mengusap dadanya. Kedatangan teman-teman kuliahnya melayat, menambah deras air matanya keluar. "Anto ini teman-temanmu datang. Bangun Anto...," ujarnya sembari melihat wajah Anto yang tenang dalam tidur panjangnya.
Kalatiku mengaku menyesali sikap panitia pendidikan dasar itu karena handphone anaknya tidak boleh dibawa saat anaknya naik gunung. Padahal alat komunikasi tersebut sangat vital. "Alat komunikasi itu, bukan untuk dipamerkan, melainkan alat berhubungan, apalagi di daerah hutan. Saya memang buta huruf, namun rupanya mereka buta hati," katanya sambil terus menangis.
Dia mengaku, pada Sabtu (28/1/2012), mencoba menelepon anaknya, namun tidak diangkat. Padahal biasanya kalau dihubungi, Anto selalu mengangkat telepon genggamnya. Perasaannya pun kemudian menjadi tidak enak. "Saya hubungi tapi tak diangkat-angkat. Padahal tak ada gangguan," katanya.
Namun ia pasrah karena mungkin hal itu adalah takdir Tuhan. Ia berharap  kejadian yang menimpa anaknya tidak boleh terulang lagi. "Cukup sampai anak saya yang terkena musibah," katanya.
Ia menceritakan, waktu mau pergi sempat menanyakan apakah dia mampu di hutan, sebab Anto tidak pernah ke sana. Tapi Anto bilang cuma lihat-lihat. "Mendengar penjelasan dari mereka yang mengatakan ketika melewati pos, handphone-nya harus dikumpulkan, saya kecewa" tuturnya.
Kalatiku mengaku tidak tahu penyebab meninggalnya Anto. "Saya tidak tahu- menahu apa penyebabnya, biar polisi yang tahu," ungkapnya.
Rencananya, anak tercinta akan dikuburkan pada Kamis mendatang di Maumbi. "Pada 1 Februari mendatang hari ulang tahunnya," katanya.
Sang ibu, Herlina Pakiding mengungkapkan tidak memiliki firasat apapun mengenai kejadian yang menimpa anaknya. "Saya benar-benar tidak menyangka anak saya meninggal dunia," ujarnya.
Anto panggilan akrabnya merupakan anak yang baik dan penurut. "Dia tidak pernah membantah kepada saya maupun bapaknya. Kepada orang lain pun juga sama," katanya.
Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Audy Rumayar menjelaskan bahwa pendidikan dasar yang dilaksanakan oleh BKM Mapala itu merupakan kegiatan rutin, sebagai bagian dari proses penerimaan anggota baru. "Selama ini kegiatan dikdas tidak ada masalah, baru kali ini terjadi hal yang tidak dikehendaki," tutur Rumayar.
Menurut laporan yang dia terima dari Ketua BKM Mapala Phayagaan Vidi Masinambou bahwa korban diduga meninggal akibat sakit. Karena dalam perjalanan korban mengeluh sakit, padahal jarak base camp yang menjadi tujuan tinggal sekitar satu kilo meter.
Melihat kondisi korban yang demikian, panitia pun memilih mengistirahatkannya, namun nahas korban akhirnya meninggal. "Menurut laporan ketua Mapala ke saya, korban diduga meninggal akibat sakit," katanya.
Namun berkaca dari kejadian ini, pihaknya akan melakukan evaluasi. Rumayar pun menyampaikan rasa duka citanya. (*)

Editor: Taryono  |  Sumber: Tribun Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar