TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Ai Sulastri Wahyuni (32), TKW asal Kampung Panyosogan, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut Jawa Barat yang pulang dalam keadaan meninggal diduga sedang hamil. Sebelumnya Ai diduga meninggal karena sakit keras.
Roni Faizal Adam, kepala desa setempat mengaku curiga pada kondisi jenazah Ai. Menurut Roni, ibu dua anak itu diduga meninggal dalam keadaan hamil. Pasalnya, kata dia, beberapa keluarga yang sempat melihat jenazahnya, melihat Ai seperti sedang hamil.
"Belum jelas ada penyiksaan atau tidak. Tapi kami dan keluarga melihat seperti ada yang ganjil dalam kematiannya," kata Roni saat dihubungi Tribun melalui ponselnya, Rabu (28/12) malam.
Padahal kata dia, Ai diketahui sudah bercerai dari suaminya sejak 2009 lalu. Ia menduga ada yang tidak beres dalam kematian janda dua anak tersebut.
"Saya sendiri belum mengetahui apakah ada bekas luka penganiayaan atau tidak. Apalagi tidak ada yang mengantar Ai ke sini," kata Roni.
Dikatakannya, almarhum Ai berangkat ke Arab Saudi melalui perusahaan PT Zamzam Permita Jakarta pada tahun 2009 lalu. Namun pada pertengahan Mei lalu, tiba-tiba pihak keluarga menerima kabar jika Ai meninggal karena sakit keras.
Saat tiba di rumah duka, jenazah Ai hanya diantar oleh ambulans dan sopirnya. Sedangkan staf Departemen Luar Negeri (Deplu) dan pihak perusahaan penyalur tidak mengantar Ai.
"Menurut sopir ambulans, awalnya staf Deplu juga ikut serta. Tapi katanya mobilnya mogok di jalan. Makanya rada aneh," katanya seraya mengatakan rencananya jenazah Ai akan dimakamkan Kamis (28/12) di permakaman umum kampung tersebut. (zam)
Roni Faizal Adam, kepala desa setempat mengaku curiga pada kondisi jenazah Ai. Menurut Roni, ibu dua anak itu diduga meninggal dalam keadaan hamil. Pasalnya, kata dia, beberapa keluarga yang sempat melihat jenazahnya, melihat Ai seperti sedang hamil.
"Belum jelas ada penyiksaan atau tidak. Tapi kami dan keluarga melihat seperti ada yang ganjil dalam kematiannya," kata Roni saat dihubungi Tribun melalui ponselnya, Rabu (28/12) malam.
Padahal kata dia, Ai diketahui sudah bercerai dari suaminya sejak 2009 lalu. Ia menduga ada yang tidak beres dalam kematian janda dua anak tersebut.
"Saya sendiri belum mengetahui apakah ada bekas luka penganiayaan atau tidak. Apalagi tidak ada yang mengantar Ai ke sini," kata Roni.
Dikatakannya, almarhum Ai berangkat ke Arab Saudi melalui perusahaan PT Zamzam Permita Jakarta pada tahun 2009 lalu. Namun pada pertengahan Mei lalu, tiba-tiba pihak keluarga menerima kabar jika Ai meninggal karena sakit keras.
Saat tiba di rumah duka, jenazah Ai hanya diantar oleh ambulans dan sopirnya. Sedangkan staf Departemen Luar Negeri (Deplu) dan pihak perusahaan penyalur tidak mengantar Ai.
"Menurut sopir ambulans, awalnya staf Deplu juga ikut serta. Tapi katanya mobilnya mogok di jalan. Makanya rada aneh," katanya seraya mengatakan rencananya jenazah Ai akan dimakamkan Kamis (28/12) di permakaman umum kampung tersebut. (zam)
Editor: Prawira Maulana | Sumber: Tribun Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar