Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Rabu, 21 Desember 2011

Dianggap Hina Korban Perkosaan, Olga Dipertemukan Pelapor


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merespon pengaduan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lentera Indonesia Jumat pekan lalu terkait isi candaan presenter Olga Syahputra di layar televisi yang dinilai melecehkan harkat para korban perkosaan.

Pengurus KPI berjanji akan segera mempertemukan Olga dengan pelapor di kantor KPI. "Kita akan bicara dengan Olga atau komedian lain dalam waktu dekat," kata Wakil Ketua KPI, Nina Mutmainnah, di kantor KPI, Gedung Bapeten, Jl Gajah Mada 8, Jakarta, Selasa (20/12).
Olga melontarkan candaannya tersebut saat tampil sebagai pengisi acara di konser ulang tahun Trans Corp Ke-10 bertajuk Dekade di Jakarta Convention Center (JCC) dan disiarkan live di dua stasiun televisi, Trans TV dan Trans 7. Saat ditanya mengapa Olga harus meninggal dan menjadi berubah hantu oleh lawan mainnya di atas panggung, Olga menjawab karena mati diperkosa di atas angkot.
"Ketika peristiwa kriminal itu dijadikan bahan olok-olok dan bercandaan yang lumrah, maka terjadi ketidaksensitifan dari publik. Ada ketidaksensitifitasan oleh lembaga penyiaran dan oleh penampil di lembaga penyiaran," sambung Nina Mutmainnah. "Olga banyak dianggap melecehkan individu tertentu, ada yang menyinggung agama tertentu, dan itu pernah disampaikan," jelas Nina.
Nina menjelaskan, dari sejumlah pengaduan yang masuk ke KPI, sebagian masyarakat meminta agar Olga di-blacklist dari tayangan di televisi. "Ada yang meminta agar orang ini nggak tampil lagi, tapi itu nggak bisa. KPI nggak bisa berbuat sejauh itu," ujar Nina.
Sebagai jalan tengah, KPI berinisiatif memanggil Olga untuk dipertemukan dengan pihak pengadu, yakni Lentera Indonesia. Lembaga ini mengklaim aktif memberikan pendampingan kepada para wanita korban perkosaan. "Kalau bicara di publik memang banyak yang berkeinginan untuk kami memanggil Olga. Nanti kita akan memfasilitasi pertemuan dengan Olga," tegas Nina.
KPI sendiri kemarin telah mempertemukan Lentera Indonesia dengan wakil dari manajemen Trans Corp. Trans Corp menyatakan meminta maaf atas munculnya dialog yang dinilai melecehkan tersebut di kelompok televisinya.
"Saya secara lisan mohon maaf, untuk permintaan maaf tertulisnya nanti kita akan rembukan dulu dengan KPI, Lentera Indonesia dan komunitas yang lain," kata Production Division Head, Andi Chairil, mewakili Trans Corp.
Ketua Public Awareness Lentera Indonesia, Sophia Hage, yang hadir di kantor KPI kemarin mengatakan, candaan Olga tersebut sudah mengundang reaksi keras di masyarakat. "Kita dapat laporan itu dari masyarakat di twitter kita. Statement Olga sangat melecehkan. Dia itu figur publik. Statement-nya bisa menggiring opini publik. Selain itu, acara tersebut juga ditonton anak di bawah umur," kata Sophia.
Ratih, aktivis LSM lainnya mengatakan, pihaknya juga banyak menerima mention di jejaring sosial, BlackBerry Messenger, sampai e-mail dari masyarakat. Mereka merasa tersinggung terhadap candaan Olga Syahputra.
Ratih menilai, munculnya candaan berlebihan tersebut karena kurangnya pengawasan oleh stasiun televisinya. "Kok bisa ya, isu itu lepas dari supervisi Trans Corp. Kami minta, ke depannya bisa diberi batasan dan guidelines bagi pengisi acara," pinta Ratih.(fin/*)

Editor: Prawira Maulana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar