TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Peluru nyasar menembus betis
kaki kanan Alreana Meissy R (10), warga RT 21 Dusun Karya Maju, KM II,
Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
Siswi kelas V SDN 206 Kenali Asam Bawah, Kota Jambi, terpaksa mendekam dan terbaring lemah di rumahnya selama seminggu lebih.
"Sekarang masih terasa ngilu dan gatal-gatal di dalamnya," ujar gadis yang akrab disapa Eci, Minggu (2/12/2012).
Eci
diduga terkena peluru nyasar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,
saat bermain di kebun milik kakeknya, Muhammad Helmi (72), di kawasan
yang berdekatan dengan Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi sekitar pukul
09.00 WIB, Minggu (25/11/2012) lalu.
Ditemui Tribun di rumahnya,
korban ditemani orangtuanya bercerita tentang kronologi kejadian. Saat
itu, Eci hanya duduk santai di teras rumah milik kakeknya, yang berjarak
sekitar 10 meter dari rumahnya sendiri.
"Lagi duduk santai di
teras, dekat rumah kakek. Pas kakek lagi nyangkul di kebun, dak tahu
tiba-tiba peluru masuk dan berjalan pelurunya ke sini," kata Eci sambil
menunjuk ke arah betis kakinya yang tertembus peluru.
Helmi, kakek korban, menunjukkan serta mempraktikkan langsung reka peristiwa di kebunnya.
"Bapak
enggak usah saya komentar langsung, lihat saja aslinya begini lah.
Gambarnya bisa bapak lihat," ucapnya sambil memperagakan kejadian di
kebun.
Dalam peragaannya, Helmi sedang menggali lubang untuk
ditanami ubi. Selang berapa menit, ia mendengar suara ledakan senjata
yang datang dari arah depan. Sedangkan posisi Eci berada di sampingnya.
"Saya
dengar suara, tass...tapi awalnya saya tidak perhatikan. Tiba-tiba cucu
saya teriak nangis, baru saya berhenti dan menghampirinya. Jarak antara
saya dengannya sekitar tiga meter," tutur Helmi yang juga Ketua RT 21.
"Ini masih ada percikan darah membekas di teras," imbuhnya, sambil menunjukkan bekas darah tersebut.
Helmi
melihat betis kaki kanan cucunya sudah bersarang peluru dan
mengeluarkan darah segar. Beberapa saat kemudian, orangtua korban,
Sukamti (36) yang rumahnya berdekatan, langsung datang ke tempat
kejadian, dan bergegas membawa korban ke Klinik Titisan Bunda, tak jauh
dari lokasi kejadian.
"Peluru sempat bersarang di betis kaki
kanannya sekitar 15 menit. Kami bawa Eci ke Klinik Titisan Bunda di
Pondok Meja, untuk pertolongan pertama," ungkap Sukamti
Setelah
peluru diangkat, kedua bagian yang tertembus peluru kemudian dijahit.
Karena ragu dengan kondisi korban, pihak keluarga akhirnya membawa Eci
ke Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC), Kota Jambi, untuk dirawat
lebih intensif dan di-rontgen.
"Selama berobat, biaya sendiri tidak ada bantuan, sudah habis Rp 700 ribu-an lah," cetusa Refri (46), ayah korban.
Sebelum ke RS MMC, Helmi dan ayah korban lebih dulu melapor ke Mapolsek Mestong, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Ada dua petugas yang ditemui, sambil memperlihatkan barang bukti peluru itu," terang Refri.
Laporan
sudah diproses dengan laporan nomor Surat Tanda Penerimaan Laporan
(STPL): STPL/K-293/XI/2012/Polsek Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
Pihak
keluarga korban mengatakan, sampai kemarin belum ada tindakan dari
Polsek dan Polres Muaro Jambi. Pihak keluarga korban berharap kasus ini
bisa terungkap. Mereka ingin tahu apakah ini faktor kesengajaan atau
kelalaian oknum tertentu. Pelaku harus dihukum.
"Kami minta
diungkap. Pelurunya jenis apa, apakah faktor sengaja atau tidak, dan
apakah nyasar. Kami di sini resah. Jangankan kami, warga juga jadi
takut," papar Refri.
Keluarga korban berniat melaporkan kasus ini ke Polda Jambi, jika belum ada tidakan dari kepolisian di Muaro Jambi.
Sementara,
Kapolsek Mestong Iptu Abdul Akil ketika dikonfirmasi mengatakan, berkas
perkara kasus ini sudah dilimpahkan ke Polres Muaro Jambi.
"Dilakukan
penyelidikan ke sana, karena kasus-kasus yang menonjol kami limpahkan
ke polres, termasuk barang bukti pelurunya," jelas Abdul.
"Jenis
pelurunya harus diuji laboratorium. Nanti pelurunya dibawa ke Palembang
dulu untuk diuji," tutur Kanit Reskrim Polsek Mestong Brigadir Adicha
PR.
Menurut Adicha, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Mestong.
"Di
kawasan itu ada SPN. Tapi, kami lihat itu bukan peluru yang digunakan
untuk Polri. Latihan menembak yang dilakukan di SPN menggunakan peluru
yang ada di polisi. Tapi, kalau dilihat peluru ini bukan dari Polri,"
urainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar