TRIBUNNEWS.COM,LARANTUKA -- Satu orang tewas dan 13
orang lainnya mengalami luka berat dan ringan usai melakukan paha kemaha
atau penetapan tapal batas di Got Hitam, Dusun Riangbunga,
Kecamatan
Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang
selama ini menjadi sengketa antara warga Desa Lewonara - warga Desa
Lewobunga.
Sementara sekitar 5 orang warga Lewobunga mengalami luka berat dan ringan.
Salah satu kelompok warga dikepung dan diserang kelompok warga
lainnya menggunakan senjata rakitan, bom rakitan, panah dan sejumlah
senjata tajam lainnya.
Selain satu tewas dan 19 orang luka-luka baik dari Lewonara dan
Lewobunga, korban yang timbul akibat pengepungan itu adalah pembakaran
dua mobil truk, delapan sepeda motor dan beberapa rumah.
Sementara mereka yang tewas yakni, Laos Hege warga Lewonara. Ia
diduga dihantam menggunakan benda tumpul persis di leher bagian
belakang. Ditubuh korban tidak ada bekas luka namun yang ada hanya bekas
lebam akibat benda tumpul yang digunakan untuk memukul korban dari
belakang.
Namun, informasi yang dihimpun menyebutkan, tiga orang kena panah dan
dua orang kena senjata rakitan. Belum diketahui kondisi korban, sebab
korban tidak dibawa ke Rumah Sakit Waiwerang dan RSUD Larantuka.
Kapolres Flotim, AKBP. Wahyu Prihatmaka, SH yang dihubungi melalui
hanphonnya, Selasa (13/11/2012) mengakui adanya perang itu. "Saya sedang
berada di lapangan. Aparat keamanan sedang bekerja,"kata Wahyu singkat.
Sementara itu, pantauan wartawan, Selasa (13/10/2012) di RSUD
Larantuka, sekitar pukul 14.00 Wita, mobilisasi korban dari Waiwerang
terus berdatangan hingga 13 orang. Semuanya dirawat di RSUD Larantuka.
Kedatangan para korban warga Lewonara yang terkena senjata tajam dari
warga Lewobunga itu sempat menghebohkan Kota Larantuka. Para korban
yang datang ke RSUD Larantuka menjadi tontotan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar