Kericuhan terjadi saat Kapolda Metro Jaya Untung S Rajab berpidato menenangkan massa pengunjuk rasa memprotes kontroversi film Innocence of Muslims, buatan warga Amerika. Film ini dinilai menghina Nabi Muhammad saw.
"Wajar kalau kita marah. Saya pahami, tetapi harus taat hukum.
Tunjukkan akhlak kita, silakan tarik anggota saya, kepolisian. Sudah
cukup, aspirasi sudah dimonitor seluruh dunia," ujar Untung, Senin
(17/9/2012).
Saat Untung berpidato, justru terdengar letusan tembakan gas air
mata dari arah barikade kepolisan. Sontak hal tersebut menyulut emosi
massa. Pantauan Tribun di lapangan, sebuah mobil pengawal polisi pun
sempat diduduki massa, dilempari batu bata serta bambu. Bahkan mobil
pemadam diamuk massa. Salah satunya satu unit mobil pemadam kebakaran
(Damkar) jadi sasaran perusakan.
Irjen Untung pun saat ini mendatangi barisan massa untuk
menenangkannya. Walaupun Kapolda sedang menenangkan, masih saja ada
sambitan batu bata yang hampir mengenai Kapolda bersama pengawalnya.
Para pengunjuk rasa yang jumlahnya ratusan ini sempat menghentikan
aksi untuk menunaikan salat Azhar. Mobil damkar tersebut hancur di
bagian depannya. Kaca mobil pecah. Bahkan, pot yang berada di halaman
Balai Kota, kantor Gubernur DKI Jakarta ikut jadi sasaran amuk massa.
Massa enggan dipersalahkan atas hancurnya pot dan satu unit mobil
damkar tersebut. Menurut mereka, ini akibat kesalahan Polisi yang memicu
amarah massa. "Ini salah polisi! Siapa itu intel amerika yang
menyusup?" kata seorang orator ketika berorasi.
Kepolisian Polda Metro Jaya menduga adanya kerusuhan dalam aksi
protes terhadap film "Inocence of Muslims" di Kedubes AS, sudah
dipersiapkan sebelumnya. Lima orang pendemo ditangkap polis. "Setelah
kami tahu itu anggota dari Ormas mana, pasti ya korlapnya akan diperiksa
juga," ujar Kasubdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse
Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Daniel Bolly Tifaona.
Dikatakan Daniel, pihaknya menduga aksi rusuh tersebut sudah
dipersiapkan sebelumnya. Pasalnya dari tangan empat orang yang diamankan
itu disita sejumlah barang yakni satu telor, tiga batu dan 28 kelereng.
"Mereka mengaku hanya simpatisan. Kami masih periksa kartu anggota mereka, apakah mereka anggota ormas atau bukan," tegas Bolly.
Bolly menambahkan, keempat pelaku tersebut bisa dikenakan pasal 170 KUHP tentang perusakan secara bersama-sama.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suhardi Alius mengatakan ada tujuh
orang anggotanya yang terluka akibat bentrok dengan massa Gerakan
Reformis Islam dan Front Pembela Islam. Suhardi juga menjelaskan dari
aksi unjuk rasa yang sempat rusuh tersebut, pihaknya mengamankan empat
orang anggota FPI karena kedapatan membawa senjata membahayakan seperti
ketapel dan kelereng, serta bom molotov.
"Kami sudah amankan empat orang anggota FPI. Mereka diamankan di
mobil khusus dan dijaga oleh anggota kami. Mereka membawa ketapel,
kelereng, dan bom molotov. Ini sudah tidak benar dan melanggar hukum,"
ujar Suhardi di lokasi kejadian.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan
lima orang demonstran telah diamankan saat bentrokan antara massa Forum
Umat Islam (FUI) dengan Polisi.
Demonstrasi yang berujung bentrokan tersebut dipicu oleh penayangan
film 'Innocence of Muslims' yang menghina Nabi Muhammad saw. "Lima
orang yang tersebut diamankan karena terbukti melakukan tindakan anarki,
melempari petugas dengan batu, dan kelimanya melakukan aksi
provokatif," ujar Rikwanto.
Sementara Ketua FPI Jakarta Habib Salim Alathas mengatakan menuntut
agar pembuat film "Innocence of Muslims" dihukum mati. "Pokoknya kami
dari FPI dan ormas lain menuntut yang buat film dihukum mati," kata
Habib Salim Alathas.
Massa yang tergabung dalam FUI (Forum Umat Islam), FPI (Front
Pembela Islamm) dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) berdemonstrasi terkait
penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw di dalam film berjudul "Innocence
of Muslims". Massa long march dari Bundaran HI hingga Kedutaan Amerika
Serikat, bentrokan pun pecah pada pukul 14.30 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar