TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Rencana kunjungan
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya di Kelurahan Ponu,
Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada 11
September 2012 mendatang, dalam rangka melakukan panen padi secara
simbolis, mendapat kritik dari sejumlah warga.
Sebab, 10 warga
Blok Irigasi diwajibkan mengumpulkan uang sebesar Rp 1 juta per orang
dan 50 kilogram beras oleh panitia penyambutan. Warga Ponu yang
diwajibkan memberikan uang dan beras, dua di antaranya adalah Rofinus
Uskenat dan Ulu Besin Manehat.
Rofinus dan Ulu mengaku sangat
kesal dengan ulah panitia penyambutan. "Para pesawah setiap blok dari
sepuluh blok yang ada, dibebani harus mengumpulkan uang sehingga total
uang yang nantinya akan terkumpul yakni Rp 10.000.000 dan beras 500
kilogram, yang akan dipakai untuk acara panen simbolis," kata Rofinus
diamini Ulu Besin, Selasa(4/9/2012).
Oleh karena itu, menurut
Rofinus, dari sisi ekonomi warga merasa tidak sanggup untuk menerima
biaya yang dibebankan itu. Apalagi saat ini, petani gagal panen dan
gagal tanam, serta serangan hama belalang setiap tahun.
"Pada
waktu rapat tanggal 1 September lalu, antara Camat Biboki Anleu dan
semua panitia telah disepakati hal itu, tetapi kami tidak akan kumpul
uang dan beras karena sebelum-sebelumnya gubernur tidak pernah datang ke
sini, nanti sudah mau dekat pemilihan gubernur baru dia muncul," beber
Ulu Besin.
Seharusnya, kata Ulu, pihak kecamatan yang menanggung semua, bukan malah dibebankan kembali ke masyarakat.
"Apa
sih untungnya masyarakat kalau gubernur datang? Toh kita masyarakat
selama ini hidup karena hasil kerja keras kita sendiri," jelas Ulu
Besin.
Saat dikonfirmasi, Camat Biboki Anleu Yosef Kefi melalui pesan singkatnya meminta untuk menanyakan hal tersebut ke forum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar