REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan
mengadopsi pasar desa modern dari Malaysia. Kedepan, pasar desa yang ada
di daerah ini akan ditata sedemikian rupa. Sehingga, kondisinya semakin
bersih dan tertib.
"Nanti, setiap pasar tidak lagi mencerminkan
tempat yang kumuh, bau dan becek," kata Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta,
Ahad (10/6).
Disebutkannya, pasar desa yang ada di Malaysia,
perlu diadopsi. Pasalnya, penataannya mencerminkan modern. Jadi, kesan
pasar itu kumuh tak terlihat di negeri Jiran tersebut. Karena sangat
tertata, maka tak ada salahnya konsep pasar desa modern tersebut
diterapkan di Purwakarta.
Tentunya, dalam implementasinya tidak
100 persen meniru gaya Malaysia. Melainkan, disesuaikan dengan kearifan
lokal yang ada. Supaya, sesuai dengan kultur dan budaya yang selama ini
digunakan warga. Saat ini, lanjut Dedi, pasar yang sudah ditata, salah
satunya Pasar Mambo Purwakarta. Sejak 24 tahun lalu, puluhan pedagang di
Pasar Mambo menggelar lapak, layaknya pedagang kaki lima.
Akibat
keberadaan pasar ini, arus lalu lintas dari Jalan Sudirman menuju
Cipaisan via Pasar Mambo, terganggu. Sebab, kendaraan yang melintasi
jalan tersebut harus berbagi dengan para pembeli.
Mengacu pada
kondisi itu, pemkab berupaya menata pusat perbelanjaan tersebut. Akhir
pekan kemarin, puluhan pedagang di Pasar Mambo dipindahkan ke lokasi
baru. Mereka menempati kios di belakang Swalayan Jakarta.
Kios
yang mereka tempati, cukup representatif bila dibandingkan lapak
sebelumnya. Para pedagang juga tidak usah khawatir kepanasan dan
kehujanan. Selain itu, mereka bisa memanfaatkan kios tersebut secara
cuma-cuma. Apalagi, kios itu berada di lahan milik pemda. "Tidak ada
biaya sewa," jelas Dedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar