REPUBLIKA.CO.ID, Menyusul situasi yang kian memanas di Suriah,
perwakilan dari sebagian besar negara-negara Barat dan sejumlah sekutu
Arab mereka telah berkumpul di Istanbul, Turki, untuk menggelar
pertemuan kedua "Friends of Syria" pada Ahad (1/4).
Mereka membicarakan isu-isu terkait internal di Suriah, termasuk
pasokan senjata kepada oposisi Suriah. Keamanan di Istanbul diperketat
demi lancarnya konferensi anti-Damaskus tersebut.
Barat sebagai motor pertemuan itu mengklaim bahwa pertemuan tersebut
bertujuan untuk menyatukan oposisi Suriah. Rupanya, dua peserta kunci,
Amerika Serikat dan Arab Saudi, berbeda pendapat terkait pemasokan
senjata kepada oposisi Suriah.
Riyadh ingin senjata-senjata dikirim ke kelompok oposisi di Suriah.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faisal menilai mempersenjatai
pemberontak Suriah sebagai ide yang bagus.
Sedangkan Washington khawatir senjata-senjata itu akan jatuh ke
tangan yang salah. Rusia dan Cina serta Irak, telah memboikot pertemuan
di Istanbul.
Pada Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander
Lukashevich kepada wartawan di Moskow mengatakan bahwa konferensi di
Istanbul tidak ingin mencari solusi terhadap krisis di Suriah, tetapi
ingin mempersiapkan panggung baru untuk melakukan intervensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar