Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Rabu, 16 Januari 2013

Cipinang Melayu Terendam Banjir akibat Tembok Waduk Dijebol

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Cipinang Melayu RT 01/RW 02, Makasar, Jakarta Timur, merasa cemas karena tembok beton yang dibuat TNI AU sebagai pembatas waduk untuk menampung air, dijebol oleh warga tanah sengketa yang menempati tanah di sekitar waduk dan diakui milik TNI AU.

Akibatnya, warga RT 01 yang langsung berseberangan dengan waduk dan pemilik rumah tanah sengketa kebanjiran.
Bagio (40), warga RT 01/RW 03 mengatakan, sempat terjadi keributan antara warga RT 01 dengan warga sengketa karena warga sengketa menjebol tembok pembatas waduk, dan air masuk ke wilayah RT 01.
"Iya jadi tadi tuh pagi ada sedikit adu mulut soalnya kan tembok penyekat waduk yang dibuat TNI AU itu kan jadi salah satu solusi juga buat kita jadi nggak banjir lagi, tapi ya gitu tadi pas warga seberang itu yang tanah sengketa ngejebol sendiri tembok pembatas itu, ya air masuk juga ke kita, itu tadi yang buat warga sedikit emosi dengan warga tanah sengketa," kata Bagio kepada Kompas.com, Selasa (15/01/2013).
Sementara itu, Ketua RT 01/RW 03 John Sitohan (42) mengatakan, sebanyak 144 KK di wilayahnya yang rumahnya terkena banjir akibat tembok yang dijebol tersebut.
"Semenjak ada tembok pembatas itu, banjir jadi nggak masuk ke rumah warga kami, tapi yang kami sayangkan kenapa warga tanah sengketa tiba-tiba menjebol tembok pembatas itu, ya mereka harusnya memikirkan juga bagaimana warga kami saat ini, tapi kita tengah mengupayakan solusi agar pihak kami dan warga tanah sengketa tidak sama-sama merugi," kata John.
John memaparkan, banjir yang terjadi di wilayahnya memang terjadi, tetapi semenjak dibangun waduk dan dibatasi tembok itu banjir tidak lagi datang dan warganya memang merasa hal itu menjadi solusi.
Di sisi lain ternyata tembok tersebut menjadi masalah bagi warga sengketa yang mendirikan bangunan di dekat waduk yang diakui milik TNI AU itu, warga sengketa menjadi kebanjiran.
"Untuk saat ini kami berharapnya dan mengusulkan solusi agar dibangun pintu air yang bisa dikontrol manual agar warganya dan warga sengketa sama-sama tidak mengalami banjir, dan normalisasi aliran di gorong-gorong kalimalang segera dilakukan," kata John.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar